Indonesia melihat pentingnya kerja sama negara-negara di lingkar luar Samudera India khususnya yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) mengambil visi strategis. Agar dapat memanfaatkan besarnya potensi di kawasan, maka kestabilan dan perdamaian harus terus dipelihara.
"Inilah arti penting IORA Concord yang akan dihasilkan dalam IORA Leader's Summit," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam keterangannya, Minggu (3/3).
Leader's Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA yang akan digelar di Jakarta, 5-7 Maret ini, diikuti oleh 16 pemimpin negara dan tujuh utusan setingkat menteri.
Ditegaskan Menlu, bahwa Indonesia telah menunjukkan kepemimpinannya di APEC dan di ASEAN. Kini, saatnya Indonesia menampilkan kepemimpinan di IORA dengan menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi yang pertama dan menghasilkan concord.
IORA concord, jelas Menlu, akan memberikan platform bagi negara-negara untuk menghadapi tantangan masa kini dan mendatang. IORA bercita-cita memajukan berbagai kerja sama di bidang ekonomi. Namun sejarah membuktikan, pertumbuhan ekonomi tidak akan berkelanjutan tanpa didukung kestabilan dan perdamaian.
"Indonesia ingin memastikan Samudera India yang stabil dan damai. Concord menjelaskan
norm setting agar negara-negara berkomitmen terhadap hukum dan perjanjian internasional, termasuk UNCLOS 1982,†ungkap Retno.
Ia menyebutkan, visi dalam concord ini tidak terlepas dari implementasi pilar Poros Maritim pemerintahan Presiden RI Joko Widodo. Melalui diplomasi maritim, Indonesia akan mengisi kekosongan di Samudera India dan memanfaatkan peluang ekonomi.
Menlu Retno menjelaskan bahwa bagian barat Samudera India adalah pasar yang telah tergarap. Indonesia ingin memanfaatkannya sebagai sumber investasi dan pariwisata. Sedangkan bagian timur yang relatif belum tergarap. "Melalui IORA, kita ingin jadikan bagian timur Samudera India, pintu akses kerja sama dengan negara-negara di Afrika dan Timur Tengah," ujarnya.
Di balik diplomasi maritim di IORA, Indonesia memprediksikan bahwa samudera adalah kawasan masa depan. Sekitar 2,7 miliar penduduk dunia dari 21 negara berada di kawasan ini. Setengah dari negara G-20 juga ada di Samudera India. Lebih lanjut, perairannya telah menjadi sarana transportasi dunia dan menyimpan berbagai sumber daya alam.
Dijelaskan pula rangkaian KTT, yaitu pertemuan tingkat Pejabat Tinggi (Senior Officials Meeting-SOM, 5 Maret), pertemuan tingkat Menteri (Council of Ministers Meeting-COMM, 6 Maret) dan pertemuan tingkat Puncak (Leaders Summit, 7 Maret).
Diakui Menlu Retno bahwa partisipasi pertemuan ini melebihi harapan. "Dari 21 negara, telah dipastikan kehadiran 16 pemimpin dan lima di tingkat menteri. Di sela-sela konferensi, akan diatur sejumlah pertemuan bilateral di tingkat Kepala Pemerintah maupun Menteri," ungkapnya.
[rus]