Berita

Salman bin Abdul Aziz/net

Politik

Arab Saudi Butuh Indonesia Karena Perubahan Geopolitik

KAMIS, 02 MARET 2017 | 14:05 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kedatangan Raja Arab Saudi beserta rombongan ke Indonesia merupakan kesempatan emas bagi pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk menguatkan hubungan bilateral di berbagai bidang.

Dalam bidang ekonomi, Arab Saudi memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan investasi di sektor-sektor strategis di Indonesia. Apalagi, investasi dari Timur Tengah yang masuk ke Indonesia masih sangat terbatas, jauh di bawah investasi negara-negara Asia Timur.

Demikian disampaikan Direktur Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal.


Dalam catatannya, nilai investasi asal Arab Saudi yang masuk ke Indonesia pada tahun 2016 hanya sebesar 900 ribu dolar AS, atau hanya berada pada peringkat 57. Sementara investasi asal Singapura, Jepang dan China masing-masing mencapai 9 miliar, 5,5 miliar dan 2,75 miliar dolar AS.

"Bagi Arab Saudi, kerjasama dengan negara-negara Asia termasuk Indonesia merupakan langkah strategis yang dibutuhkan akibat perubahan geopolitik dan ekonomi dunia yang mempengaruhi hubungan antara Arab Saudi dengan negara-negara Barat yang selama ini sangat erat," ujar Faisal.

Kini, hubungan Saudi dengan Amerika Serikat cenderung merenggang sejalan dengan kebijakan Presiden Trump. Di sisi lain, Uni Eropa juga sedang mengalami gejolak politik dan perlambatan ekonomi.

Kejatuhan harga minyak dunia yang diperkirakan akan bertahan pada level rendah pada waktu lama semakin mendorong Arab Saudi untuk mencari sumber-sumber baru pembiayaan negara.

"Indonesia, yang memiliki pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, ditambah lagi dengan kedekatan secara sejarah dan budaya, tentunya merupakan mitra yang sangat strategis bagi Arab Saudi untuk menjalin kerjasama ekonomi," jelasnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya