Berita

Politik

Dimanjakan SBY Dan Sudirman Said, Freeport Keenakan Terus Ngotot

SABTU, 25 FEBRUARI 2017 | 10:30 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sikap PT Freeport Indonesia yang terus-terusan ngotot melawan pemerintah RI adalah wajar. Sebabnya, Freeport sempat nyaman dimanjakan oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dijamin oleh surat Sudirman Said ketika masih menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Tampak sekali lemahnya pemerintahan SBY yang memberikan apa saja yang Freeport mau lewat Jero Wacik," jelas pengamat energi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmi Radhi, dalam diskusi "Republik Freeport" di Cikini, Jakarta, Sabtu (25/2).

Tapi, bukan berarti pemerintahan Joko Widodo tidak pernah memanjakan Freeport. Dia merujuk pada Surat Kementerian ESDM pada tanggal 7 Oktober 2015. Dalam surat balasan kepada Freeport Indonesia, Sudirman mengaku pihaknya memahami permohonan perpanjangan kontrak PTFI. Pemerintah Indonesia dan PTFI telah berdiskusi dan menyepakati seluruh aspek dalam naskah kesepakatan kerjasama yang ditandatangani pada 25 Juli 2014. Pemerintah Indonesia, lanjut Sudirman, juga berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan investasi asing di Indnesia.
 

 
"Jokowi juga berikan akomodasi dan izin walaupun setahun kemudian diveluasi. Ada surat dari Sudirman Said yang melemahkan posisi Indonesia dalam menghadapi Freeport. Surat yang diberikan ke Moffett (eks Direktur Freeport-McMoran) ada jaminan bahwa seolah Freepport akan diperpanjang setelah 2021. Itu mendogkrak harga saham Freeport," jelas Fahmi.

Ditekankannya, surat yang dikeluarkan Sudirman Said adalah jaminan perpanjangan yang punya pengaruh signifkan di pasar dan jadi pegangan Freeport untuk ngotot dan tetap ngotot sampai sekarang.

"Dari zaman SBY sampai sekarang bukan masalah bisnis saja, tapi ada persoalan kedaulatan energi. Kalau Richard (Richard Adkerson, CEO Freeport-McMoran) datang dari Amerika hanya untuk menebar ancaman, bisa jadi Trump (Presiden AS) juga akan datang ke sini untuk menebar ancaman," tegasnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya