Berita

Dunia

Gedung Putih Akui Komunikasi Dengan Direktur FBI Soal Penyelidikan Hubungan Trump Dan Rusia

SABTU, 25 FEBRUARI 2017 | 07:56 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Gedung Putih mengkonfirmasi kabar yang menyebut Kepala Staf, Reince Priebus, telah berbicara dengan dua pejabat teras FBI menyangkut penyelidikan percakapan antara Presiden Donald Trump dengan pihak Rusia.

Kemarin, Gedung Putih mengakui bahwa Priebus berbicara dengan Direktur FBI, James Comey, dan Wakil Direktur FBI, Andrew McCabe, membahas apa yang FBI tahu tentang peran Rusia dalam kampanye Trump di masa Pemilihan Presiden.

Pertemuan antara Gedung Putih dengan biro investigasi federal dianggap sebagai pelanggaran keras terhadap aturan Departemen Kehakiman tentang integritas penyelidikan.


"Gedung Putih tampaknya telah melanggar protokol dan prosedur yang berlaku," kata mantan agen khusus FBI, Ali Soufan, dikutip The Guardian.

Menurut Soufan, setiap agen FBI mengetahui tidak boleh ada campur tangan politik selama penyelidikan sedang berjalan. Setiap jenis pengaruh politik akan dianggap melawan protokol dan prosedur yang ada.

Pensiunan agen khusus FBI yang lain, Michael Jerman, mengatakan, kepemimpinan FBI saat ini berpotensi membahayakan penyelidikan.

"Ini adalah ilegal bagi seorang karyawan FBI untuk berbagi informasi dari penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung dan berbagi dengan saksi potensial atau subjek penyelidikan itu," tambah Jerman.

Senator Partai Demokrat, Ron Wyden, yang bertugas di komite intelijen Senat yang juga menyelidiki hubungan Trump dengan Rusia, meminta Comey menjelaskan komunikasinya dengan Gedung Putih.

"Campur tangan Kepala Staf Gedung Putih Priebus tentang apa yang mungkin atau mungkin tidak menjadi temuan investigasi FBI adalah kesalahan bagi publik. Ini berakibat konsekuensi serius bagi demokrasi kita. Rakyat Amerika berhak atas transparansi, yang berarti, Direktur Comey perlu hadir dalam sidang terbuka dan menjawab pertanyaan, " kata Wyden kepada Guardian.

Pemimpin Partai Demokrat di DPR AS, Nancy Pelosi, menilai Priebus telah melakukan pelanggaran yang keterlaluan sehingga mencoreng integritas FBI.

Percakapan antara Priebus dengan FBI diangkat New York Times pada 14 Februari, yang menyinggung hasil penyadapan intelijen AS menunjukkan pola komunikasi antara kampanye Trump dengan pejabat intelijen Rusia.

Menurut aturan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung di era Barack Obama, Eric Holder, pada 2009, hanya pejabat paling senior FBI yang dapat berkomunikasi dengan Gedung Putih tentang penyelidikan aktif atau yang tertunda. Itu pun jika penting bagi pelaksanaan tugas presiden dan tepat dari perspektif penegakan hukum. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya