Berita

Foto: Net

Politik

Hidayat: PKS Bukan Partai Islam Radikal!

JUMAT, 24 FEBRUARI 2017 | 05:40 WIB | LAPORAN:

RMOL. Terlibat dalam politik praktis membuat banyak pihak yang mengedepankan pendekatan simplisistik. Termasuk pandangan masyarakat Indonesia terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Begitu dikatakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid dalam acara Urun Rembug Kelirumonologi bertema Islam di Indonesia yang diselenggarakan oleh Jaya Suprana Institute di Mall of Indonesia, Jakarta, Kamis (23/2).

"Masyarakat kita terlalu cepat melakukan simplikasi. Misalnya ya saya sering dibilang wahabi karena saya belajar di Arab Saudi. Begitu pun PKS, karena kadernya banyak lulusan dari Timur Tengah akhirnya di cap Ikhwanul Muslimin (IM) atau wahabi, padahal kami bukan dua-duanya," jelasnya.


Wakil Ketua MPR ini pun mengungkapkan isi buku yang ditulis oleh Nurcholis Majid (Cak Nun), yang menggambarkan secara detail bagaimana PKS dibentuk. Sejak partai berlambang bulan sabit dan padi kapas itu masih dikenal dengan Partai Keadilan (PK), Cak Nun mengungkapkan bahwa partai tersebut merupakan hasil pemikiran intelektualitas anak-anak muda lulusan perguruan tinggi luar negeri.

"Tapi menrut dia wajar intelektualisme bertemu jadi gerakan. Parpol artikulasi yang tepat. Dan soal ideologi politik wajar ada dari IM, Saudi, Turki, Pakistan atau Malaysia dan Eropa tempat anak mudanya menuntut ilmu. Tapi yang positifnya saja yang kami ambil. Politik ke-Indonesian lebih banyak. Kami pilih memilih parpol. Kalau kami Islam radikal memang mau bikin parpol terus urus ke Kemenkumham? Terus mau demokrasi? Kita tidak pernah mengkafirkan atau membid'ahkan. PKS kekhasan Islam Indonesia yang leluasa untuk rakyat dari sabang sampai Merauke," jelas Hidayat.

Kekhasan Islam di Indonesia itulah yang mematahkan simplikasi masyarakat yang heran dengan sikap PKS mendukung pemipin non muslim. Hidayat mengungkapkan, jika partainya yang mendukung kepala daerah non muslim pertanda PKS bukan partai radikal.

"Di papua kita punya wakil kristiani. Cuma ini orang sering memanfaatkan momen untuk serang PKS biasanya jelang pilkada. Masalah anti maulid, kader kristiani masalah wahabi dan ikhwanul muslimin pasti muncul. Cuma nyatanya PKS sudah punya presiden 8 kali tanpa jadi partai yang pecah dan sempalan," demikian Hidayat. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya