Berita

Siti Aisyah/Net

On The Spot

Siti Aisyah Sosok Pendiam, Jarang Bergaul Tapi Sopan

Diduga Sebagai Pembunuh Kim Jong-nam
MINGGU, 19 FEBRUARI 2017 | 10:30 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Siti Aisyah, Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap Kepolisian Malaysia. Dia dituduh terlibat pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara
Kim Jong-un.

Jauh sebelum Siti Aisyah dikabarkan membunuh Kim Jong-nam, dia bekerja di rumah konveksi. Wanita yang biasa dipanggil Isah itu merantau dari rumahnya di Serang, Banten tahun 2007. Setahun berselang, dia menikah dengan Gunawan Hasyim alias Ajun, anak Lian Kiong alias Akiong, bos kon­veksi tempatnya bekerja.


Rumah konveksi yang pernah ditinggali Isah terletak di sebuah gang, Jalan Angke Indah Gang III, Nomor 16, RT 005, RW 03, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Pantauan Rakyat Merdeka, le­tak rumah ini berada dalam gang sempit di permukiman padat penduduk. Dari mulut gang seki­tar 50 meter. Tembok rumahnya menempel dengan tetangganya. Dengan tetangga depan, rumah ini hanya berjarak 1 meter.

Namun, meski berada di gang sempit, rumah tersebut tergolong luas, yakni dengan ukuran 12x5 meter. Bahkan, rumah itu terdiri dari 3 lantai. Di bagian depan, rumah tersebut ditutup pagar berwarna merah. Warnanya pun sudah tampak kusam dan memudar. Saat diketuk, seorang pekerja membukakan pintu ru­mah tersebut.

Masuk ke bagian dalam, sepertirumah petakan pada umumnya. Rumah tersebut terdiri dari beberapa ruangan. Bagian depan, ruangan kamar, lalu ruangan bagian belakang. Ada dua kamar tidur di lantai satu.

Tak terlihat banyak perabot di sana. Yang terlihat hanya beberapa tumpuk pakaian yang sudah dimasukkan ke dalam plastik dan diikat sesuai dengan warnanya. Pakaian tersebut diletakkan di atas lantai kera­mik putih, hampir di seluruh bagian rumah.

Tahun 2007, Isah mulai tinggal di rumah tersebut. Kemudian pa­da 2008, Isah dan Ajun menikah. Dua tahun kemudian, Isah dan Ajun pergi ke Malaysia untuk bekerja. Saat itu, kondisi keuangan konveksi sedang turun.

Pada 2012, Isah dan Ajun kembali dari Malaysia untuk bercerai. Menurut penuturanbeberapa warga setempat, pernikahan keduanya dilanda per­masalahan.

Kini, rumah konveksi terse­but tidak lagi ditempati Akiong. Rumah itu telah dijual kepada seseorang bernama Asiu. Sama seperti sebelumnya, rumah itu pundijadikan tempat usaha konveksi.

Kabar Isah yang dituduh ter­libat pembunuhan, mengejutkan bekas tetangganya di wilayah tersebut. "Pasti mengagetkan. Tidak nyangka kalau dia membunuh. Orangnya pendiam, paling jawab cuma saat disapa," kata salah seorang warga ber­nama Ida.

Menurut Ida, Isah jarang ke­luar dari rumah dan bergaul dengan warga sekitar. Isah hanya keluar sesekali untuk mengasuh anaknya. "Paling keluar kalau lagi menyuapi anaknya. Pas lagi mengasuh anaknya," cerita Ida.

Ijah, istri Ketua RT setempat mengatakan, sudah lama Isah pindah dan tidak tinggal di ka­wasan itu. Rumah itu pun sudah dijual bekas mertua Isah sekitar empat tahun lalu.

Menurut Ijah, Isah merupakan sosok yang sopan. Hal itu terli­hat dari tata kramanya terhadap sesama warga. "Setahu saya dia sopan, kalau lewat permisi," ujar Ijah.

Hanya saja, sambung Ijah, Isah memang tidak terlalu ber­gaul dengan para tetangga. Menurutnya, Isah jarang sekali terlihat keluar rumah. "Jarang bergaul," tandasnya.

Dia juga tak pernah mendengar Isah ribut atau terlibat masalah dengan tetangga. "Selama ini baik-baik saja, tidak pernah ada macam-macam. Tidak pernah ribut dengan tetangga," ucapnya.

Masih di Kecamatan Tambora, Akiong bekas mertua Isah kini sudah tinggal di rumah yang ter­letak di Jalan Samarasa I Nomor 3, RT 07 RW 05, Kampung Bebek. Berbeda dengan rumah sebelumnya yang berada di gang sempit, lingkungan rumah ini terbilang lebih baik.

Akiong menjelaskan awal mula Isah bekerja di tempat usa­hanya. Kata dia, saat itu dirinya mengaku sedang membutuhkan karyawan perempuan untuk bekerja di konveksinya itu dengan cara membuat plang lowongan pekerjaan.

"Saat itu, Isah yang datang bersama saudaranya, bertanya perihal lowongan kerja yang saya pasang," kenang Akiong.

Melihat kedatangan Isah, dirinya langsung mempersilakan untuk bergabung di tempatnya. "Saya langsung terima. Dia bilang, dia lulusan SMP," ucapnya.

Dalam bekerja, dari penilaian Akiong, Isah terbilang cukup rajin. Bahkan, dia menilai Isah adalah anak yang baik dan ramah. Akiong juga mempersilakan Isah untuk tinggal di kon­veksi tersebut.

"Saya bolehkan dia tinggal di konveksi saya. Nah, sesudah itu, anak saya suka sama Isah dan akhirnya menikah. Tapi, cerai tahun 2012," tuturnya.

Latar Belakang
Isah Ditahan Bersama Perempuan Berpaspor Vietnam Doan Thi Huong


Siti Aisyah kini harus meringkukdi sel tahanan Kepolisian Malaysia. Isah, biasa dia dipanggil,ditangkap karena diduga terlibat pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Isah masih ditahan bersama seorang wanita yang memegang paspor Vietnam atas nama Doan Thi Huong. Penahanan dilaku­kan selama 7 hari.

Pembunuhan terjadi ketika Jong-nam berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur saat hendak ke Makau pada 13 Februari. Media Korea Selatan, TV Chosun, menyebut Jong-nam diracuni dengan jarum suntik oleh dua wanita.

Pada 15 Februari, Doan Thi Huong ditangkap di bandara itu. Perempuan kedua yang di­tangkap pada 16 Februari pukul 02.00 waktu setempat adalah Siti Aisyah, yang sebelumnya disebut oleh otoritas setempat sebagai Siti Aishah.

Kisah Siti Aisyah bermula saat dirinya bekerja di sebuah peru­sahaan konveksi milik seorang Tionghoa bernama Lian Kiong alias Akiong. Sebelum menikah dengan Gunawan Hasyim alias Ajun, Isah bekerja pada Akiong, yang tak lain ayah Ajun.

Beberapa bulan setelah Isah bekerja dan menjalin hubungan asmara dengan Ajun, keduanya pun menikah. Pernikahan dilangsungkan di kampung halaman Isah di Serang, Banten.

"Dulu pernah bekerja di Malaysia sama anak saya. Tak lama setelah si Neng (Isah) melahirkan.Saya lupa berapa tahun mereka di sana," kata Akiong

Setelah menikah, Isah memi­liki anak yang lahir pada 22 Juni 2009. Akiong lalu menyarankan Isah dan Ajun pergi mencari kerja di Malaysia. Tapi, Akiong tak tahu persis di mana keduanya bekerja selama di Malaysia. "Saya kurang tahu di mananya. Tapi, anak saya kerja di restoran. Si Neng katanya kerja jaga toko," tuturnya.

Terpisah, Kepolisian Malaysia telah menangkap beberapa orang yang diduga terlibat kasus pembunuhan Jong-nam. "Dia ditahan untuk memudahkan penyidikan, karena merupakan kekasih ter­sangka kedua," kata Kepala Kepolisian Selangor Abu Samah Mat.

Pernyataan Abu Samah itu merujuk pada seseorang yang ditangkap lebih dulu pada hari yang sama. Perempuan itu memegang paspor Indonesia. Sehari sebelumnya, seorang ter­sangka perempuan lain yang memegang berkas Vietnam juga telah diamankan petugas.

Kementerian Luar Negeri telah membenarkan ada seorang perempuan warga Indonesia yang ditahan otoritas Malaysia karena diduga terlibat pembunu­han seorang warga Korea Utara. Walau demikian, tidak spesifik disebutkan warga Korut yang dibunuh adalah Jong-nam.

Dilaporkan sebelumnya, salah satu dari perempuan pelaku pembunuhan itu adalah Warga Indonesia yang berasal dari Serang dan belakangan diketa­hui bernama Siti Aisyah.

Jong-nam diracun dua orang perempuan di Bandara Kuala Lumpur saat menunggu pesa­wat ke Macau, tempat dia dan keluarganya menetap. Pria yang tinggal mengasing di luar negeri itu, tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya