Berita

Ilustrasi/net

Dunia

Kali Ini Trump Menghadapi Pemogokan Massal

SABTU, 18 FEBRUARI 2017 | 02:33 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sekitar 20 ribu orang di beberapa kota di Amerika Serikat diperkirakan akan tumpah ke jalanan dalam gerakan mogok massal pada Jumat (17/2) untuk menentang pemerintahan Donald Trump yang baru berusia satu bulan.

Salah satu kelompok yang menggagas gerakan itu bernama Strike4Democracy. Mereka mengatur gerakan yang mereka namakan # F17 General Strike.

Kelompok ini mengklaim akan terjadi lebih dari 100 protes umum di seluruh AS pada Jumat. Mereka juga mengklaim ada sekitar 16.000 orang menanggapi sebuah halaman Facebook yang dipakai untuk mengkampanyekan pawai massa di Washington Square Park New York.


"Ini adalah soal bagaimana kita menghentikan Trump dan politik yang korup sebelum mereka menghancurkan kita dan planet yang kita sebut rumah," seru halaman Facebook F17.

Reuters melaporkan, aksi mogok massal direncanakan di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri, termasuk Chicago, New Orleans dan Mason City, Iowa.

Strike4Democracy meminta warga AS di manapun berada untuk berhenti bekerja dan mengambil bagian dalam pelayanan sosial di dalam unjuk rasa besar itu. Mereka juga menyarankan orang untuk tidak melakukan transaksi jual beli atau berbelanja, dan menyumbangkan uang mereka untuk biaya aksi pemogokan massal.

Salah satu tokoh Strike4Democracy, Michelle Rodino-Colocino, mengatakan kepada NBC News bahwa gagasan "pemogokan umum" itu tersiar secara online tanpa komando. Puluhan penyelenggara bekerja secara independen untuk menggelar demonstrasi di wilayah masing-masing.

Website Strike4Democracy mengumumkan, protes serentak itu ditujukan untuk menghentikan "serangan otoriter kepada hak fundamental-konstitusional warga AS, dan "viktimisasi" perempuan, penganut Muslim dan kaum  imigran.

Gerakan protes yang sporadis di AS belakangan ini terjadi dipicu perintah eksekutif Trump yang melarang sementara warga dari tujuh negara mayoritas Islam masuk ke wilayah AS.

Sejak dilantik pada 20 Januari lalu, Trump memang harus menghadapi aliran deras protes dan pawai anti pemerintah yang diikuti ribuan orang hampir tiap harinya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya