Berita

Basuki Purnama/net

Politik

PILKADA JAKARTA

ACTA Syukuran Pendukung Ahok Kalah Jumlah

KAMIS, 16 FEBRUARI 2017 | 15:42 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

. Meski mayoritas hasil hitung cepat menetapkan Cagub DKI Jakarta (incumbent), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, juara di putaran pertama Pilkada, lawan-lawan politiknya tetap bergembira.

Kelompok yang selama ini rajin menggugat Ahok, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), malah menggelar syukuran dengan potong tumpeng. Mereka bergembira karena hasil hitung cepat menunjukkan pemilih kandidat yang menjadi lawan Ahok di Pilkada berjumlah jauh lebih banyak dari pendukung Ahok.

Hal itu bila jumlah hasil hitung cepat atas perolehan suara Anies-Sandi ditambah dengan perolehan pasangan Agus-Sylvi, sekitar 57 persen, melawan 43 persen perolehan suara Ahok-Djarot. Pasangan Anies-Sandi bahkan berhak melaju ke putaran dua karena perolehan suaranya hanya terpaut 2-3 persen dengan Ahok-Djarot.


Dikutip dari RMOL Jakarta, Ketua ACTA, Krist Ibnu, menjelaskan bahwa secara de facto terbukti pendukung Ahok kalah jumlah dibandingkan pendukung lawan Ahok. Menurut dia, fakta tersebut patut disyukuri karena apa yang diperjuangkan ACTA selama ini mulai menunjukkan hasil.

"Sejak deklarasi ACTA 30 Maret 2016 lalu, kami memang telah berposisi secara politik tidak mendukung Ahok melanjutkan masa jabatannya. Melihat track record hampir 5 tahun Ahok memimpin, kami yakin Jakarta akan lebih baik jika tidak dipimpin Ahok," kata Krist di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/2).

Saat ini, kata Krist, pihaknya sedang mencermati pelaksanaan real count yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
Jika ditemukan kecurangan, ACTA akan mencari bukti-bukti terkait agar bisa diselesaikan secara hukum.

Selanjutnya, tambah dia, ACTA memastikan bakal terus mengkritik Ahok dengan cara-cara elegan. ACTA juga mengklaim ingin mendorong kematangan dalam berdemokrasi.

"Preferensi politik boleh beda, tapi semua tindakan politik kita harus senantiasa dalam koridor hukum. Jangan ada tindakan diskriminasi rasial dan etnik, tetapi jangan ada orang yang memfitnah orang lain rasis demi menaikkan popularitas," ucap Krist. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya