Berita

Darmin dan SMI

Bisnis

Darmin Dan Sri Mulyani Lebih Baik Mundur

JUMAT, 10 FEBRUARI 2017 | 11:18 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memang sebaiknya mundur. Tapi bukan karena ketidakbecusan dalam memajukan perekonomian Indonesia.

"Kalau menurut saya lebih baik Darmin dan Sri Mulyani mundur saja dari pada nama besarnya sebagai ekonom terbaik hancur gara-gara Indonesia krisis moneter," jelas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra,  Arief Poyuono, (Jumat, 10/2).

Ketua Presidium Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini menegaskan kegagalan Pemerintah dalam peningkatan sektor perekonomian tak bisa dibebankan kepada kedua tokoh ekonom tersebut. [Baca: Darmin Dan Sri Mulyani Terbukti Tak Bisa Berbuat Apa-Apa]


"Sangat jelas program tax amnesty bukan ide Sri Mulyani. Program pembangunan infrastruktur Rp 5.000 T juga bukan ide Darmin dan Sri Mulyani. Artinya tidak bisa kegagalan ekonomi disalahkan pada Darmin dan Sri Mulyani," sambungnya.

"Jelas kok akibat program ekonomi hayalan Joko Widodo, banyak yang dibatalkan dan dipotong anggarannya oleh Sri Mulyani. Karena APBN yang enggak kuat biayai," tandasnya.

Sebelumnya dia juga menjelaskan sebenarnya tak ada masalah dengan kemampuan Darmin dan Sri Mulyani dalam memanajemeni perekonomi nasional dan program-program pembangunan nasional. Tetapi lebih disebabkan mimpi Jokowi dalam program pembangunan ekonomi yang terlalu optimis dan tidak pakai metode perencanaan yang benar.

Akibatnya, dia menambahkan, program-program pembangunan yang dicanangkan Jokowi cuma di awang-awang atau lebih besar pasak dari tiang. "Disini terlihat Jokowi enggak pakai mikir membuat sebuah perencanaan asal gagah-gagahan saja akhirnya mangkrak," tegasnya.

Misalnya, pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di Palembang dan Cibubur (Jakarta) yang terancam mangkrak. Arief menjelaskan keuangan Adi Karya dan Waskita Karya sudah berdarah-darah untuk menalangin dana pembangunan proyek kereta api ringan tersebut.

Apalagi, belum ada kontrak kerja antara pihak owner (pemerintah) dengan pihak kontraktor. [Baca: Jokowi Terbukti Enggak Mikir, Program Yang Dicanangkan Cuma Di Awang-Awang]

"Akibatnya tidak dianggarkan biayanya di APBN. Sekalipun diangggarkan juga, negara enggak punya dana cukup," tandasnya. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya