Berita

Foto/Net

Politik

Mahasiswa Pendemo Rumah SBY Salah Fokus

SELASA, 07 FEBRUARI 2017 | 16:00 WIB | LAPORAN:

Sekelompok mahasiswa yang demonstrasi di kediaman Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah salah fokus. Pasalnya, sebagai kelas menengah terpelajar seharusnya mahasiswa mengambil posisi independen yang kritis terhadap pemerintah, bukan pada satu orang.

Begitu kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga eksponen aktivis '98 Ubedilah Badrun dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (7/2).

"Saya sebut salah fokus sebab posisi mahasiswa sebagai kelas menengah terpelajar seharusnya mengambil posisi independen yang kritis terhadap pemerintah, bukan pada satu orang," ujarnya.


Menurutnya, masalah bangsa saat ini bukan SBY, tetapi rezim saat ini yang salah kelola negara hingga mengakibatkan kelesuan ekonomi yang cukup lama. Kesenjangan ekonomi kini bahkan telah mencapai rasio gini yang tinggi sebesar 0,41.

"Belum lagi, utang negara yang melambung kurang lebih Rp 3.800 triliun, dominasi asing yang terlalu besar hingga melebihi 53 persen di sejumlah sektor, dan pengangguran yang terus bertambah di tingkat lulusan SLTA yang mencapai 1,3 juta lebih," sambungnya.

Selain salah kelola ekonomi, lanjut Ubed, rezim saat ini juga gagal mengelola harmoni sosial politik karena perilaku politik rezim justru membuka lebar ruang disharmoni. Seperti membuka ring bagi munculnya para petarung.

Ini terlihat dari komunikasi politik yang saling menyerang di antara elit politik dan bahkan dengan tokoh agama.

"Jika setiap episode sejarah selalu menyalahkan rezim masa lalu kita tak kan pernah maju. Sebab jika dikorek masa lalu mantan Presiden tidak hanya SBY, semuanya menyimpan sejumlah persoalan serius, dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, sampai Megawati dan SBY. Mungkin nanti menyusul Jokowi," kata Ubed.

Ubed mengindikasi bahwa gerakan mahasiswa yang salah fokus ini bukan murni gerakan mahasiswa. Melainkan mahasiswa yang digerakkan atau dimanfaatkan oleh kelompok politik tertentu yang memiliki masa lalu dengan SBY.

"Ada semacam konstruksi berfikir historis yang dipaksakan, yang lompat dari realitas saat ini, lalu menjadi alat untuk menjatuhkan kesalahan pada SBY semata. Saya berharap gerakan mahasiswa segera kembali on the track. Kembali pada khittohnya sebagai moral force, oposisi permanen dan agent of changes," pungkasnya. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya