Berita

Bamsoet/Net

Politik

Soal Hak Angket Penyadapan, Bamsoet: Kan Semua Tahu, Mayoritas DPR Pendukung Pemerintah

SENIN, 06 FEBRUARI 2017 | 07:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Fraksi Partai Demokrat menggulirkan hak angket untuk menyelidiki dugaan penyadapan ilegal terhadap mantan Presiden SBY dan Ketua Umum MUI, KH Maruf Amin seperti disinyalir oleh terdakwa kasus penistaan agama Basuki T. Purnama dan tim penasihat hukumnya.

Namun, rencana pengajuan hak angket tersebut terancam kandas.

Pasalnya, partai pendukung pemerintah yang lebih banyak di parlemen, dinilai bisa mengganjal usulan Fraksi Partai Demokrat untuk melakukan hak angket tersebut.

Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, realitas politik saat ini mayoritas adalah anggota dari partai pendukung Pemerintah.

Sehingga untuk mendapat dukungan minimal 25 orang anggota serta lebih dari satu fraksi agar bisa dibawa ke Paripurna sulit. Apalagi untuk disahkan di Paripurna, harus disetujui 50 persen plus satu anggota DPR yang hadir.

"Realitas politik ini kan kita semua tahu, bahwa mayoritas DPR‎ adalah mendukung pemerintah," ujarnya saat menghadiri sebuah acara peluncuran buku di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Minggu (5/2).

Politikus Golkar yang akrab disapa Bamsoet ini menyatakan berbeda ketika dirinya kala itu menginisiasi hak angket Bank Century. Saat itu kekuatan politik di DPR antara pendukung Pemerintah dan tidak, fifty-fifty atau 50 persen banding 50 persen.

"Sekarang ini kondisinya sangat jauh berbeda, apakah itu realistis atau tidak," sebutnya.

Terlepas dari realitas yang ada, dia menegaskan, Fraksi Partai Golkar menghargai usulan hak angket itu.

"Kita menyerahkan mekanisme di DPR. Kita tidak menghalang-halangi, tapi realitas politiknya di DPR begitulah," tukas Bamsoet, seperti dilansir RMOLJakarta.

Lebih jauh dia menjelaskan, soal penyadapan masih berupa dugaan. Termasuk apakah itu dilakukan oleh alat atau institusi negara. "Itu kan belum bisa kita buktikan," demikian Bamsoet.

Sebagaimana diketahui, dari 10 fraksi di DPR hanya tiga fraksi yang tak memiliki kader di Kabinet Pemerintahan Jokowi-JK. Yaitu, Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PKS. [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Tak Nongol di Patung Kuda

Minggu, 22 September 2024 | 13:26

UPDATE

Undang Parpol, MK Jelaskan Mekanisme Perselisihan Hasil Pilkada

Rabu, 02 Oktober 2024 | 10:03

Rano Karno Pastikan Naturalisasi Diperlukan Timnas Indonesia

Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:48

Harga Minyak Dunia Langsung Mendidih Usai Iran Luncurkan Rudal ke Israel

Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:45

KPK Temukan Uang Tunai saat Geledah Rumah Milik Keluarga Abdul Ghani Kasuba

Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:36

Menyambut 77 Tahun Usia Pakistan, Isu Pernikahan Anak Masih Jadi Perhatian

Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:23

Nepal Siap Kirim Banyak Tenaga Kerja ke Jepang

Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:15

Haji Isam Kembali Sandarkan Alat Berat di Merauke

Rabu, 02 Oktober 2024 | 09:12

Claudia Sheinbaum Dilantik sebagai Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Rabu, 02 Oktober 2024 | 08:52

AHY Tendang Bola Persahabatan di HUT Nasional Korsel

Rabu, 02 Oktober 2024 | 08:04

Dirjen Bimas Islam Kemenag: 255.989 Tanah Wakaf Tersertifikasi per September 2024

Rabu, 02 Oktober 2024 | 08:02

Selengkapnya