Berita

Foto/Net

Bisnis

Wapres Usul Proyek KA Jakarta-Surabaya Gunakan Jalan Layang

Agar Bisa Ngebut
RABU, 25 JANUARI 2017 | 08:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, kecepatan kereta dalam pembangunan kereta api (KA) Jakarta-Sura­baya hingga kini belum diten­tukan. Sebelumnya, KA dalam proyek tersebut berkecepatan sedang (medium speed train), sekitar 100 kilometer (km) per jam.

"Kecepatan kereta akan di­tentukan berdasarkan kajian nanti. Akan dilihat dari keeko­nomian. Sebab, jika dipaksa­kan menjadi kereta cepat tetapi secara ekonomi tidak mengun­tungkan, maka bisa menjadi proyek gagal," ujar Budi Karya di Jakarta, kemarin.

BKS, sapaan akrab Budi Karya, mengatakan, saat ini Indonesia dan Jepang masih mencari konsultan untuk meng­kaji proyek ini. Rencananya konsultan tersebut akan diambil dari Negeri Samurai.


Di tempat terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengusulkan agar jalur kereta Jakarta- Surabaya berjalan di atas jalan layang (flyover). "Kalau lewat flyover, kereta bisa melaju 150 km per jam," ujarnya.

JKmemprediksi, proyek tersebut akan membutuhkan sekitar 1.000 flyover. Proyek itu, kata JK, bisa menggu­nakan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) sehingga bisa menghemat anggaran pembangunan hingga 30 persen.

JK menceritakan pengala­mannya ke Yogyakarta ber­sama keluarga saat libur Ta­hun Baru 2015 lalu untuk menggambarkan pentingnya kecepatan.

Usai dari Yogyakarta, JK bertanya kepada Kepala Sta­siun Senen, kenapa perjalanan menghabiskan waktu delapan jam. Kepala Stasiun menjawab, pertama ada kereta VIP jadi harus dikurangi kecepatannya. Kedua, kecepatan tempuhnya hanya 75 km per jam karena banyak persimpangan. "Oleh karena itu, agar bisa ditempuh lebih cepat harus menghindari persimpangan," ujar JK.

Sekadar informasi, CMP adalah teknologi yang dikem­bangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR). Ini merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50 persen, jika dibandingkan untuk konstruksi beton umumnya memakan waktu 12 bulan. Sementara CMP hanya memerlukan enam bulan. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya