Berita

Politik

Orang Yang Menuding Umat Islam Intoleran Tak Paham Sejarah

SENIN, 23 JANUARI 2017 | 03:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Umat Islam belakangan ini kerap dicap sebagai kelompok masyarakat yang tidak toleran kepada pemeluk agama lainnya. Tudingan tersebut lucu dan orang melemparkan tuduhan diyakini tak paham sejarah.

Demikian disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y. Thohari dalam pengajian bulanan sekaligus memperingati Milad Muhammadiyah dan Tasyakuran 1 Tahun Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan, (Minggu, 22/1).

"Jadi kalau ada yang berkomentar miring bahkan 'mengajari' Islam tentang toleransi dan menuduh Islam tidak toleran itu hal yang lucu dan tidak paham sejarah," jelasnya.

Pasalnya, pada masa Bani Umayyah sekitar abad ke-7 masehi, masyarakat saat itu bebas dalam memeluk agama. Bahkan, sambung mantan Wakil Ketua MPR RI ini, Islam adalah agama yang disiapkan Allah SWT untuk menyambut kebhinekaan, multikultural, dan segala bentuk kemajemukan seperti saat ini.

Selain Ketua PRM Pondok Labu Prof. Din Syamsuddin, pengajian yang dihadiri ratusan jamaah dan beberapa aktivis Muhammadiyah, juga diisi dua penceramah lainnya, yaitu ustadzah Hj. Anisia Kumala Lc, M.Si dan Hj. Astri Ivo.

Din sendiri dalam sambutannya menjelaskan pihaknya akan mendorong gerakan ekonomi di Ranting Pondok Labu dengan mendirikan Koperasi Syariah Serba Usaha dan segera membuka ritel Muhammadiyah Bisnis Center dengan berbagai platform bisnis yang siap disinergikan dengan pihak-pihak terkait.

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Mashuri Masyhuda memuji Din. Menurutnya, terobosan yang dilakukan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu di tingkat ranting adalah sebuah keteladanan yang patut dicontoh oleh pemimpin umat dan bangsa.

"Di saat tidak lagi menduduki posisi di pimpinan puncak, Bang Din sangat menikmati memimpin Ranting Muhamammadiyah dengan segala tantangannya," jelas Mashuri yang menghadiri pengajian tersebut sampai akhir. [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Tak Nongol di Patung Kuda

Minggu, 22 September 2024 | 13:26

UPDATE

DPD Tunjuk Dedi Iskandar Batubara Jadi Ketua Kelompok di MPR

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:51

Pendirian 5 Yonif Baru di Papua Ternyata Ide Prabowo

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:28

Anak Sekjen PKS Usulkan Payung Hukum Cegah Judi Online

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:20

RK Janji Lanjutkan Program Anies Umrohkan Marbot Masjid

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:00

Tiga Raksasa Migas Bayar Pajak Lebih Besar ke Asing daripada ke AS

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:59

Airlangga Dorong Paradigma Limbah Sawit Diubah jadi Bernilai Ekonomi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:54

Menko Airlangga Minta Kadin Ikut Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:39

Kolaborasi Dewan Adat Bamus Betawi-Kadin Menuju Jakarta Kota Global

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:39

Prabowo Berhak Serahkan Capim dan Dewas KPK ke DPR, Bukan Jokowi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:32

Bisnis DAM Terus Tumbuh, ASDAMINDO Imbau Pelaku Usaha Ikuti Regulasi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:19

Selengkapnya