Berita

Foto/Net

Hukum

Agenda Penegakan HAM Pemerintah Kudu Diawasin

JUMAT, 20 JANUARI 2017 | 09:37 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) me­nyatakan mendukung penuh agenda-agenda penegakan HAM yang dilaksanakan pemerintah.

Mulai dari penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu, penyelesaian konflik agraria, hingga pengakuan terhadap hak masyarakat adat. Pada 2017 ini keberlanjutkan agenda-agenda tersebut akan diuji.

Wakil Ketua Komnas HAM, Roichatul Aswidah mengata­kan, pihaknya menjalin komu­nikasi intensif dengan Menko Polhukam. Soal pembentukan Dewan Kerukunan Nasional, Komnas HAM menyatakan langkah tersebut harus ditujukan untuk menghapus impunitas dan mencegah berulangnya peristiwa tersebut. "Ada hak masyarakat untuk tau apa yang terjadi, selain itu ada juga hak atas pemulihan dan jaminan agar peristiwa itu tidak terjadi lagi," katanya, di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta.


Roichatul menerangkan, meski pemerintah menyatakan bangsa Indonesia memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM masa lalu, as­pek-aspek HAM universal tetap harus dipenuhi. "Jadi sejauh ma­na Dewan Kerukunan Nasional bisa menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu, jangan sampai malah melanggengkan impuni­tas," sebutnya.

Ditegaskannya, cara penyele­saian kasus HAM secara politik pun harus dibarengi dengan pertanggungjawaban hukum. Maka dari itu, pemerintah perlu menjadikan penyelesaian kasus-kasus HAM sebagai prioritas nasional.

"Kita juga sudah memberikan 10 ribu lebih surat keterangan pada korban pelanggaran HAM masa lalu yang menyatakan mereka ini korban dan berhak atas pemulihan," katanya.

Ketua Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Siti Noor Laila mengatakan, ban­yaknya korporasi yang dilaporkan ke Komnas HAM menyangkut konflik agraria perlu mendapat perhatian dari pemerintah.

"Pemerintah perlu memberi perhatian khusus terhadap po­tensi konflik agraria, apalagi saat ini pemerintah akan melakukan percepatan land reform atau re­forma agraria," terangnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya