Berita

Ronny Franky Sompie/Net

Hukum

Ronny Sompie Jelaskan Kenapa Data TKA Kemenkumham Dan Kemenaker Berbeda

JUMAT, 20 JANUARI 2017 | 06:50 WIB | LAPORAN:

. Data soal Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia yang dimiliki Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) ‎dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) ternyata tidak sinkron.

Direktur Jenderal Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Ronny Franky Sompie pun angkat bicara.

Menurut dia Kemenaker merupakan kementerian yang memiliki data TKA valid di Indonesia. Sedangkan data yang dimiliki Imigrasi adalah data perlintasan, data pemberian izin tinggal terbatas pelayanan terhadap TKA beserta keluarganya.


"‎Jadi berbeda ketika dia berbicara izin tinggal. Izin tinggal terbatas itu bisa diberikan frekuensinya satu orang, bisa dapat dua, bisa tiga orang," ujar Ronny usai di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/1).

Mantan Kapolda Bali ini menjelaskan setiap TKA wajib mengantongi izin tinggal terbatas setiap tiga bulan lewat Imigrasi.

‎"Kalau 1 tahun, dia bekerja 3 bulan, 3 bulan, 3 bulan. Kan dia harus izin lagi, izin lagi, izin lagi," kata Ronny.

Sedangkan Kemenaker, lanjut Ronny, menghitung jumlah orang asing yang bekerja di Indonesia, bukan menghitung jumlah izinnya.

‎"Nah kalau di imigrasi datanya itu data pemberian izin, kan beda. Pemberian izin tinggal terbatas. Kalau di sana (Kemenaker) kan yang dihitung bukan INTA (izin tenaga kerja asing)-nya, tapi jumlah orang tenaga kerja, itu yang menyebabkan beda," demikian Ronny.

Sebagaimana diberitakan, sesuai data Ditjen Imigrasi, WNA yang mengurus Izin Tinggal Terbatas (Itas) dan Izin Tinggal Tetap (Itap) per 18 Desember 2016 lalu sebanyak 164.698. Izin tinggal itu bisa digunakan untuk bekerja di Indonesia.

Sementara data TKA yang dirilis Kemenaker ada 74.183. Dengan demikian, terdapat selisih 90.515 izin tinggal warga asing. Jumlah itu berpotensi menjadi TKA ilegal karena tidak mengurus izin kerja di Kemenaker. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya