Berita

Bisnis

Ada Kepentingan Terselubung Di Balik Protes SP JICT

KAMIS, 19 JANUARI 2017 | 22:53 WIB | LAPORAN:

PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) dipastikan telah membayar gaji para pekerjanya sesuai ketentuan yang ada. Perusahaan sangat memerhatikan gaji karyawan di berbagai tingkatan jabatan yang dinaikkan 7,2 persen sejak 2014. Kebijakan itu membuat PT. JICT menjadi perusahaan pemberi gaji tertinggi di Indonesia.

Karena itu, protes dan tuntutan kesejahteraan yang digelar Serikat Pekerja PT JICT baru-baru ini patut dipertanyakan motif dan tujuannya.   

Mengingat, karyawan PT. JICT tingkat bahwah hingga junior staf menerima gaji mencapai Rp 40,9 juta per bulan. Sebuah angka fantastis yang harusnya disertai dengan kinerja pekerja yang tinggi.  


Direktur Eksekutif Institute Strategic for Economic Development (Insed) Tomi Rahaditya menjelaskan, untuk ukuran Indonesia, para pekerja JICT sangatlah nyaman dengan pendapatan rutin bulanan.

"Jika masih banyak menuntut kesejahteraan atau melakukan protes sangat tidak masuk akal," ujarnya kepada redaksi, Kamis (19/1).

Tomi mencium kepentingan terselubung pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan mendorong para pekerja melakukan protes dan tuntutan. Atau lebih tepat berbau politis demi kepentingan kelompok tertentu di lingkungan PT. JICT.  

"Biasanya ada motif jabatan yang hendak dituju," ujarnya.

Menurut Tomi, gaji seorang karyawan ditentukan atas kinerja yang sudah dilakukan dan potensi resikonya. Dengan alasan hanya dengan cara itu prinsip sistem penggajian mengedepankan keadilan dari sisi internal maupun eksternal perusahaan bisa terpenuhi.

"Kemampuan keuangan perusahaan juga menjadi kunci utama dalam mempertimbangkan menetapkan gaji tinggi para karyawannya," lanjutnya.

Sebagai perbandingan, gaji karyawan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II masih kalah dari JICT. Saat masih menjabat Direktur Utama Pelindo II, R.J. Lino pernah membeberkan besaran pengupahan bulanan di perusahaannya yaitu bagian staf diberi gaji Rp 6,9 juta, supervisor Rp 11,45 juta, dan tingkat manajer Rp 14,5 juta.

"Saat Dirut Pelindo II Elvyn G. Massasya, pada 2016 kenaikan terjadi sekitar 25 persen. Namun masih jauh dari apa yang didapat pekerja JICT," tegas Tomi. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya