Berita

Salamuddin Daeng/Net

Bisnis

Salamuddin Daeng: PLN Tidak Efisien Karena Masih Gunakan Solar

KAMIS, 19 JANUARI 2017 | 20:44 WIB | LAPORAN:

Perusahaan Listrik Negara (PLN) terbukti sangat tidak efisien karena tetap menggunakan bahan bakar solar melalui Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Seharusnya PLN bisa menggunakan bahan bakar yang lebih murah seperti gas dan batu bara.

Begitu dikatakan pengamat ekonomi energi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Kamis malam (19/1).

"Faktanya, penggunaan solar sangat mahal dan tidak efisien. Solar lebih mahal dari gas dan batu bara. Lihat saja, perbandingan harga solar, gas, dan batu bara. Hanya saja, tentu kita juga tidak ingin penggunaan batu bara, karena tidak ramah lingkungan,” kata dia.


Salamuddin meminta PLN segera mengakhiri permainan internal yang kotor. Karena berbagai permainan itulah yang diduga menjadi penyebab perusahaan BUMN tersebut masih mempertahankan solar.

"Harus diakhiri permainan-permainan di dalamnya yang masih mempertahankan solar. Karena ini melibatkan kontrak- kontrak pembelian bahan bakar,” jelasnya.

Berbagai permainan tersebut, menurut Salamudin, membuat PLN tidak memiliki rencana yang begitu baik untuk mengubah pemakaian solar ke bahan bakar yang lebih murah dan ramah lingkungan. "Ini kan masalah direksi, pejabat di dalam PLN itu sendiri yang memang harus berubah paradigmanya,” sambungnya.

Salamuddin juga mendesak semua pihak mengakhiri segala bentuk kongkalikong guna mempertahankan bahan bakar yang mahal dan juga tidak ramah lingkungan itu. Termasuk pemerintah, Kementerian ESDM, dan SKK Migas, untuk memprioritaskan pembangunan pembangunan energi dalam negeri, yaitu dengan memprioritaskan pasokan gas kepada PLN.

Menurutnya, jika PLN bisa melakukan konversi dari solar ke gas, maka dapat menghemat Rp100 triliun. Disisi lain, penggunaan gas sebagai bahan bakar pengganti harus menjadi fokus semua pihak. Apalagi, lanjutnya, karena gas sudah setara dengan 1,5 juta barel minyak per hari.

Gas, kata Salamuddin lagi, jauh lebih murah, dan sekarang sudah mencapai USD3-4 per mmbtu. Melalui konversi solar ke gas, dia yakin akan menjadi solusi terhadap berbagai persoalan energi dalam negeri saat ini.

"Panas bumi sebagai energi masa depan yang bisa sangat mungkin dikembangkan," tandasnya. [sam]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya