Berita

Bisnis

Pengusiran Operator RTGC Pelindo II Sumber Kecelakaan Kerja

KAMIS, 19 JANUARI 2017 | 03:57 WIB | LAPORAN:

Insiden pengusiran operator RTGC Pelindo II oleh Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) dinilai sebagai penyebab terjadinya kecelakaan yang berakibat kerugian materil yang tak kecil, bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa.

Persoalannya adalah mereka yang bertugas menggantikan operator RTGC Pelindo II merupakan pekerja yang tidak bersertifikasi, sehingga keprofesionalan mereka diragukan.

Aktivis Gerakan Mahasiswa Anti Manipulasi (Geram) BUMN, Andianto, mengatakan, pekerjaan bongkar muat harus dijalankan oleh pekerja profesional karena mengoperasikan RTGC mempunyai risiko kerja tinggi. Dengan alasan apapun, jika tak memenuhi syarat, manajemen harus menolak paksaan meskipun itu berasal dari SP JICT.


"Hal ini sudah keterlaluan dan tak bisa ditolerir, pihak manajemen harus mengusut tuntas kecelakaan tersebut dan memberi sanksi tegas, bila perlu pemecatan agar tidak terulang lagi kemudian hari," tegas Andianto dalam siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (18/1).

Menurut dia, JICT merupakan perusahaan internasional yang semua pekerjanya mesti memiliki kompetensi mumpuni. Dia menyesalkan insiden pengusiran operator pegawai Pelindo II tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh SP JICT adalah tindakan yang sangat keliru.

"Itu tindakan keliru. Pelindo II pemegang saham di JICT, jadi sah-sah saja menempatkan (aset) pekerjanya di sana" sesalnya.

Informasi terakhir yang didapatkannya menyebutkan bahwa kembali terjadi insiden komponen alat berat RTGC yang jatuh pada Selasa siang (17/1).  Hingga saat ini pihak terkait masih mencari penyebabnya.

Desember 2016 lalu, telah terjadi insiden pengusiran pegawai Pelindo II yang menjadi operator RTGC di JICT oleh SP JICT. Akibatnya, JICT mengganti operator  dengan pekerja outsourcing dari perusahaan bentukan Koperasi karyawan JICT, PT Empco. JICT sendiri adalah perusahaan patungan antara Pelindo II dan Hutchison Ports Indonesia (HPI). [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya