Berita

Susi Pudjiastuti/Net

Bisnis

Susi Akan Tertibkan 100 Pulau Dikelola Asing Dan Swasta

Lakukan Investigasi
RABU, 18 JANUARI 2017 | 08:41 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan, pihaknya akan menginvesti­gasi legalitas 100 pulau yang saat ini dikelola swasta mau­pun asing sebagai langkah penertiban.

"Jika hasil investigasi pulau tersebut terbukti melanggar aturan, kita akan minta diper­baiki. Kita tidak merampas, tapi bentuk kepemilikannya harus diubah sesuai aturan," kata Susi di Jakarta, kemarin.

Susi menerangkan, sesuai aturan, penguasaan pulau oleh perorangan atau badan maksi­mum hanya sebesar 70 persen dari luas area yang ada. Se­dangkan 30 persennya tetap menjadi milik negara.


Menurut Susi, ketentuan tersebut telah disepakati Ke­menterian Dalam Negeri, (Ke­mendagri) Kepolisian, dan Pemerintah Daerah (Pemda). Dengan penegakan aturan, maka tidak ada lagi pulau yang dikuasai penuh oleh pihak swasta atau asing.

Susi mengungkapkan, pihaknya juga akan menata dan menertibkan pulau terluar. Hal ini perlu dilakukan untuk mengamankan pulau sebagai aset negara.

Susi menyebut, ada 111 pulau terluar akan diberikan status hak pengelolaan. Hal ini dilakukan sebagai pencega­han agar pulau-pulau tersebut tidak dikuasai asing atau per­orangan.

Soal polemik hak pemberian nama pulau, Susi menegaskan, hanya pemerintah Indone­sia yang bisa memberi nama pulau-pulau tersebut, bukan pihak swasta maupun asing.

"Itu yang bisa kasih nama hanya negara, dan yang daftarkan nama juga negara. Jadi tidak benar ada orang bisa menama­kan pulau sendiri," cetusnya.

Bos Susi Air itu mengatakan, KKP tengah menginvestigasi seluruh pulau di Indonesia. Sejauh ini pihaknya menemu­kan 1.106 pulau yang belum punya nama.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pan­jaitan memberi kesempatan asing memberi nama pulau-pulau di Indonesia. Sebanyak 4.000 pulau tidak bernama berpotensi sebagai tempat wisata. Penawaran tersebut disampaikan Luhut dalam rangka menarik minat in­vestasi. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya