Berita

Presiden-Ketum PBNU/Net

Politik

Sinis Terhadap Kelompok Islam, Sikap Ketum PBNU Orderan Istana?

SENIN, 16 JANUARI 2017 | 12:09 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Di tengah sorotan umat Islam terhadap Pemerintahan, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (SAS) justru menunjukkan kemesraan dengan Presiden Joko Widodo. NU pun akhirnya menjadi tersandera dan kehilangan daya kritis untuk membela kehidupan rakyat.

"Lebih prihatin, SAS sering kali melontarkan sinisme terhadap kelompok Islam terkait dengan stigma intoleran, anti kemajemukan, radikalisme dan sebagainya," jelas Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, (Senin, 16/1).

Menurutnya, tindakan Kiai Said pun dicurigai atas arahan dan "orderan" Istana untuk menyudutkan ulama dan kelompok Islam yang dianggap sebagai musuh penguasa.

Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dia menambahkan, juga mendapat sorotan. Namun gaya kepemimpinan Haedar di hadapan rezim Jokowi dinilai sangat membanggakan, elegan, bermartabat dan visioner.

"Maklum, para tokoh dan kader Muhammadiyah memiliki integritas, intelektual yang teruji dan cenderung bersikap waspada serta berupaya mengambil jarak dari penguasa. Asbab itu, membuat Muhammadiyah menuai simpati dari kalangan umat Islam," urainya.

Tidak bermaksud melecehkan Kiai Said, SAS, sambungnya, harus diakui Haedar HN nyaris tidak pernah mengumbar kebencian secara sporadis kepada kelompok-kelompok Islam yang progresif.

Misal, soal kemunculan gerakan Aksi Bela Islam. Sikap Haedar sangat jelas sejalan solidaritas umat Islam untuk menuntut keadilan dalam kasus penistaan Al Qur’an. Haedar sadar bahwa sebagai tokoh Islam wajib dan bertanggungjawab membela aspirasi umat.

"Sebaliknya, SAS tampak cuek bahkan mengambil posisi yang berseberangan. Tapi kalau hal-ihwal kepentingan penguasa dan kelompok minoritas, SAS tampil paling terdepan dan sok menjadi tokoh yang toleran, pluralis dan demokratis," ucapnya.

Perilaku tersebut, lanjutnya, wajar bila umat Islam menyindir SAS dengan julukan dirinya ulama Istana. Yakni, lihai mengais keuntungan pragmatis di atas derita kehidupan rakyat. Modus politik transaksional yang mencerminkan kemunafikan.

"Sebagai keluarga NU, saya dan jutaan warga Nahdliyin lainnya tentu prihatin dengan langgam Ulama Istana model SAS. Perilaku bobrok itu telah menimbulkan daya rusak yang serius terhadap jatidiri, budaya dan organisasi NU," tandasnya. [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Tak Nongol di Patung Kuda

Minggu, 22 September 2024 | 13:26

UPDATE

DPD Tunjuk Dedi Iskandar Batubara Jadi Ketua Kelompok di MPR

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:51

Pendirian 5 Yonif Baru di Papua Ternyata Ide Prabowo

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:28

Anak Sekjen PKS Usulkan Payung Hukum Cegah Judi Online

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:20

RK Janji Lanjutkan Program Anies Umrohkan Marbot Masjid

Rabu, 02 Oktober 2024 | 19:00

Tiga Raksasa Migas Bayar Pajak Lebih Besar ke Asing daripada ke AS

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:59

Airlangga Dorong Paradigma Limbah Sawit Diubah jadi Bernilai Ekonomi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:54

Menko Airlangga Minta Kadin Ikut Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:39

Kolaborasi Dewan Adat Bamus Betawi-Kadin Menuju Jakarta Kota Global

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:39

Prabowo Berhak Serahkan Capim dan Dewas KPK ke DPR, Bukan Jokowi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:32

Bisnis DAM Terus Tumbuh, ASDAMINDO Imbau Pelaku Usaha Ikuti Regulasi

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:19

Selengkapnya