Berita

Foto/Net

Bisnis

Pengusaha Ancam Boikot Produk Eropa

Jika Negeri Benua Biru Batasi Impor
SENIN, 16 JANUARI 2017 | 10:03 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pengusaha mengancam akan memboikot produk-produk dari Eropa di dalam negeri. Langkah ini untuk menganti­sipasi jika Eropa mengadang produk-produk asal Indonesia terkait dengan kebijakannya modernisasi trade remedy.

Ketua Umum Asosiasi Pertek­stilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, Indonesia tidak boleh lemah menghadapi Eropa. Apalagi, menurutnya, Eropa tidak punya alasan kuat untuk menghadang produk-produk asal Indonesia.

"Kalau mereka tutup impor, kita bisa larang produk mereka masuk Indonesia. Pakaian, mobil Eropa kita larang saja masuk Indonesia," cetusnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.


Ade mengatakan, produk Indonesia yang masuk ke pasar Uni Eropa tidak ada yang ber­masalah baik dari regulasi mau­pun kualitas. "Kalau alasannya mereka takut kalah bersaing saya rasa tidak mungkin ya," katanya.

Dia menegaskan, dampak yang dirasakan industri dalam negeri, khususnya tekstil tidak akan besar jika Eropa menutup pasar impornya. Namun kete­gasan, tetap perlu dilakukan agar produk asal Indonesia bisa tetap percaya oleh dunia.

"Kalau dampak tidak besar karena ekspor kita masih lesu ke Eropa. Kita juga masih bisa men­cari pasar lain. Tapi kita harus tetap tegas menghadapi ini agar produk kita tidak dianggap jelek oleh negara lain," tuturnya.

Ia meminta, pemerintah juga tegas menghadapi masalah ini. "Harus ada sikap aktif dari pemerintah. Saat ini kan baru parlemen Eropa yang bicara. Kalau sudah ada keputusan dari pemerintahnya, pemerintah kita juga harus cepat bergerak," kata Ade.

Ade menilai, momen ini juga bisa dimanfaatkan pemerin­tah untuk meningkatkan pasar domestik semaksimal mung­kin. Karean itu, dia meminta, ada perbaikan dalam kebijakan energi, yang membuat biaya produksi besar.

Ade menekankan, industri tekstil dan produk tekstil Indo­nesia jangan sampai disusul oleh negara ASEAN lain. Setelah disusul oleh Vietnam, Myanmar mulai berancang-ancang me­nyusul Indonesia. "Kita sudah ada dari hulu sampai hilir, tapi kain untuk garmen 100 persen kain impor. Ini karena bebas bea masuk, kalau pakai dari buatan dalam negeri harus bayar lebih mahal," tukasnya.

Untuk diketahui, sebelumnya, Parlemen Eropa dan European Council yang menyetujui pro­posal modernisasi kebijakan trade remedy pada akhir 2016. Modernisasi ini bisa mengancam ekspor Indonesia ke Uni Eropa.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perda­gangan Dody Edward mengata­kan, pemberlakuan kebijakan ini akan menghambat laju impor ke semua negara Uni Eropa melalui tindakan anti dumping dan anti subsidi.

"Pemerintah mewaspadai ha­sil persetujuan parlemen Eropa. Penerapan modernisasi trade remedy ini bisa menghambat laju ekspor Indonesia ke Uni Eropa," ujar dia. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya