Berita

Foto/Net

Bisnis

Kepsek STIP Wajib Stop Peloncoan Cegah Praktik Kekerasan Terulang

SENIN, 16 JANUARI 2017 | 10:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Peristiwa kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Ja­karta Utara belum lama ini menuai keprihatinan. Pasal­nya, kejadian tersebut bukan yang pertama kali terjadi di dunia pendidikan. Bagaimana evaluasi dewan?

Anggota DPR Komisi V Nizar Zahro menilai, sebenarnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terutama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan sudah melakukan banyak pembenahan.

Mereka sudah menerapkan aturan pendidikan sesuai dengan vokasi yang ada. Tidak hanya itu, BPSDM Perhubungan juga telah melaksanakan program Masa Dasar Pembentukan Karakter (Madatukar) untuk memu­tus tradisi perpeloncoan di sekolah-sekolah.


"Kalau dilihat dari statuta atau peraturan yang ada, sudah baik, standarnya su­dah internasional. Namun demikian memang harus ada pembenahan-pembenahan pada titik-titik yang dianggap masih lemah agar kasus serupa tidak terulang," kata Nizar kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Nizar merekomendasikan, STIP ditutup sementara, tu­juannya agar memudahkan proses investigasi.

Menurutnya, untuk mencegah kekerasan terulang, pengawasan internal lebih ditingkatkan baik terhadap taruna maupun pengelola sekolah. Karena, untuk kuri­kulum dan aturan main sudah baik.

Selain itu, dia menyarankan, sekolah memasang spanduk berisi pesan moral untuk mengingatkan dampak praktik kekerasan. Tujuan­nya, agar taruna bisa sekolah dengan baik dan orangtua siswa tidak khawatir.

Pengamat Pendidikan Diennaryati Tjokrosuprihatono menilai butuh peranan kepala sekolah untuk menghi­langkan praktik kekerasan.

Dia menuturkan, selama ini taruna senior kerap terlibat dalam melakukan pembi­naan terhadap juniornya. Menurutnya, kepala sekolah harus rajin melakukan dialog dengan para taruna senior untuk menghilangkan pembinaan yang mengandung unsur perpeloncoan.

"Dialog harus dibangun, harus dicarikan alternatif di dalam mengeratkan hubungan senior dan junior tanpa praktik perpeloncoan," katanya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya