Berita

Murniati/Net

On The Spot

Rumah Warisan Yang Jadi Rebutan Itu Kini Kosong

Setelah Sang Kakak Diduga Bunuh Adiknya
SENIN, 16 JANUARI 2017 | 10:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Murniati meregang nyawa karena diduga dibunuh kakak kandungnya sendiri. Perebutan harta warisan disinyalir jadi penyebab sang kakak gelap mata, lalu tega menghabisi nyawa sang adik.

Murni, sapaan korban, ditemu­kan tewas di kamar rumahnya, Jalan Makmur Nomor 23, RT 03, RW 03, Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di wajahnya juga ditemu­kan luka.

Penuturan beberapa tetangga, Murni tinggal sendiri di rumah tersebut. Dari pantauan, rumah tersebut berada di pemukiman padat. Kendaraan roda empat tidak bisa masuk hingga ke de­pan rumah. Jaraknya kira-kira 50 meter ke jalan yang lebih besar.

Rumah tersebut bercat biru muda dengan aksen putih pada kusen pintu jendela. Untuk uku­ran rumah di sekitarnya, tempat tinggal korban terbilang cukup luas dengan ukuran kira-kira 10x8 meter persegi.

Halamannya pun terbilang cukup lega dan sejuk dengan sebuah pohon jambu yang ditanam persis di depan rumah. Saat dida­tangi, Jumat lalu, rumah tersebut dalam keadaan kosong.

Sebuah garis polisi masih melintang dari jendela di sebelah kanan pintu depan hingga ke jen­dela kiri melewati pintu. Sebuah karangan bunga dari "Direksi dan Staff PT Stadin Strukturindo Konsultan" belum dibereskan dari teras rumah.

Saat didatangi, bagian depan rumah masih terpasang tenda terpal yang menutupi hampir seluruh halaman. Selain itu, tumpukan kursi plastik diletak­kan di halaman rumah tersebut. "Bekas dipakai tahlilan," kata seorang tetangga.

AR, kakak kandung Murni, diduga jadi pelaku tunggal da­lam kasus pembunuhan ini. Hal itu menimbulkan keterkejutan sejumlah tetangga. Para tetangga tak menyangka AR tega meng­habisi adik perempuannya itu.

"Kita tidak nyangka. Begitu tahu kakak Murni pelakunya, kita merasa korban dibunuh dua kali," kata W, salah satu tetangga korban saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Sebelum AR ditangkap polisi, W malah mengira bahwa pelaku­nya adalah perampok yang menyatroni rumah korban. "Tapi kan katanya tak ada barang yang diambil dari korban," ucap W.

Selain itu, Murni dan kakaknya, AR juga terlihat rukun-rukunsaja. Tetangga tidak pernah melihat dua kakak beradik dari tiga ber­saudara itu, bertengkar di muka umum. "Tapi kalau di dalam, kita tidak tahu ya," tuturnya.

Lebih lanjut, kata W, Murni tinggal sendiri di rumah itu. Ibunya Murni sudah tinggal bersama suami ketiganya yang merupakan Ketua RT 03. Ibu Murni hanya tinggal sekitar 100 meter dari rumah Murni. Dia bi­lang, ibunda Murni acap datang untuk membantu hidup anaknya, dengan memasak makanan dan mencuci pakaian bagi korban.

AR yang jadi pembunuh Murni, dan tinggal di Bekasi, dulu sering pulang ke rumah yang diting­gali Murni itu pada akhir pekan. Setelah AR menikah sekitar pertengahan 2016, pelaku juga kerap datang bersama istrinya.

Para tetangga tidak menge­tahui apa motif sebenarnya AR tega menghabisi Murni. Namun, ada kabar AR diduga menghabisi Murni karena masalah warisan. Dikatakan, warisan itu adalah rumah yang ditinggali Murni.

Kasat Reskrim Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana menegaskan, kakak kandung Murniati sebagai pelaku tunggal. "Dalam kasus ini, tidak ada indikasi pelaku lain," kata Maulana.

Dia menambahkan, sebelum­nya AR tidak punya niat untuk membunuh adik kandungnya, Murniati. AR datang menemui korban di rumah ini pada Selasa (10/1) dini hari untuk membi­carakan rumah warisan.

"Malam itu, dia datang mau ngomongin rumah. AR sudah sering membicarakan keingi­nannya menjual rumah warisan almarhum ayahnya itu dengan korban. Namun, korban menolak karena tidak punya tempat ting­gal lagi," jelasnya.

Saat itu, lanjut Sapta, korban sedang tidur, namun terbangun saat kakaknya datang. "Mungkin korban jadi bete dan abangnya malah bertanya masalah itu, padahal sudah beberapa kali dibahas," terangnya.

Kakak beradik itu, kemudian terlibat keributan. Hingga akhirnya AR kalap dan membenturkan kepala korban ke tembok, hing­ga akhirnya korban meninggal. Mengetahui adiknya meninggal, AR melarikan diri lewat pintu de­pan. Percekcokan kakak-beradik ini, sempat didengar tetangga yang mengontrak di rumah korban.

Sapta menambahkan, kunci rumah Murniati telah ditemu­kan polisi. "Kunci sudah ditemukan kemarin di kawasan Setu," tandasnya.  

Latar Belakang
Kunci Rumah Jadi Salah Satu Petunjuk Untuk Bongkar Pembunuhan Murniati


Murniati ditemukan tewas di kamar rumahnya di Cipayung, Jakarta Timur. Polisi kemudianmenangkap tersangka kasus pem­bunuhan mahasiswi Universitas Muhammadiah Jakarta (UMJ) itu berdasarkan barang bukti yang ada.

Kunci rumah Murniati men­jadi salah satu petunjuk bagi polisi untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. Pelaku diduga mengambil salah satu kunci ru­mah yang sebelumnya dipegang sang ibu untuk membuka rumah korban.

Dalam keterangannya, kepoli­sian menunjukkan sejumlah barang bukti. Dari barang bukti itulah polisi yakin, pelaku pembunuhan Murniati ialah kakak kandung korban, Abdul Rachman (AR).

Kapolres Jakarta Timur Kombes Agung Budijono memamerkan sejumlah barang bukti tersebut. Misalnya, sebuah gul­ing yang digunakan ARuntuk membekap Murniati hingga tewas. Ada juga kunci rumah yang dipakai AR untuk masuk ke rumah Murniati.

Selain itu, pakaian tersangka dan korban yang dipakai saat ke­jadian tersebut. Ada juga sebuah sepeda motor Jupiter MX warna putih, bernomor polisi B 4034 TBR. "Motor tersebut yang dikendarai AR saat berkunjung ke rumah Murniati," ucap Agung.

Sedangkan modus operandi perkara pembunuhan ini, yakni tersangka datang ke rumah kor­ban pada Selasa (10/1). Agung menambahkan, penganiayaan terhadap Murniati terjadi pada pukul 02.00 WIB.

Sebelum penganiayaan terjadi, sambung Agung, ARsempat berbincang dengan Murniati layaknya kakak dan adik. Kemudian, keduanya terlibat cekcok mengenai harta warisan. Tersangka AR menginginkan rumah tersebut dijual, namun Murniati menolak. "Adapun per­masalahan cekcok mulut yang berkaitan dengan harta warisan, karena ketidaksinkronan dari dua belah pihak," tuturnya.

Kemudian, tersangka AR tersulut emosi, lalu membekap Murniati dengan guling hingga tewas. "Korban dibenturkan kepalanya ke tembok dan terjatuh. Lalu, mulutnya dibekap dengan tangan kanan, mukanya ditutup dengan guling hingga korban meninggal dunia," urai Agung.

Setelah mendapati adiknya sudah terlentang tidak bernyawa, AR meninggalkan rumah terse­but. Agung menambahkan, tidak ada barang yang dibawa AR. "Pelaku tidak membawa apa-apa," pungkasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya