Komisi V DPR bersikap tegas kepada Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) atas tewasnya Amirullah Adityas Putra, taruna tingkat 1 sekolah tersebut yang diduga disiksa seniornya. Komisi V meminta STIP bubar saja jika tidak dapat memperbaiki sistem pendidikannya.
Kemarin siang, rombongan Komisi V yang dipimpin langsung Ketua Komisi V Fary Djemi Francis mendatangi STIP yang terletak di Marunda, Jakarta Utara. Kedatangan mereka ini untuk melihat langÂsung sistem pembelajaran yang diterapkan dan penyebab kematian Amirullah.
Begitu sampai di lokasi, Fary Cs langsung menggeÂlar pertemuan tertutup dengan Plt Ketua STIP Arifin Soenardjo dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan Wahju Satrio Utomo. Beres pertemuan, rombongan meninjau asrama tempat tewasnya Amirullah.
Di lorong barak taruna itu, anggota Komisi V Capt Djoni Rolindrawan sempat berdialog dengan salah satu taruna STIP, Muhammad Irfan. "Kamu pernah dipukul senior?" tanya politisi Hanura ini. "Siap Pak. Tidak pernah," jawab Irfan.
"Takut jawab jujur karena diancam senior ya?" timpal Capt Djoni yang disambut senyuman. Irfan kembali meÂmastikan bahwa dirinya tidak pernah disiksa.
Capt Djoni kemudian mengÂgali informasi lain, yaitu menÂgenai seleksi masuk ke STIP. "Masuk sini ikut tes atau nyoÂgok?" tanyanya. "Kami ikut tes, Pak," tegas Irfan.
Meski Irfan memastikan tidak ada penyiksaan, Dewan tetap yakin budaya ploncoan dari senior ke junior di sekolah itu tetap ada. Buktinya, Amirullah sampai tewas di tangan para senior. Untuk mencegah kondisi ini terulang kembali, Komisi V pun memberikan tiga rekomendasi kepada STIP.
"Pertama, STIP ditutup karena kekerasan itu berulang. Kedua, STIP ditutup sementara dan siswa taruna dititipkan ke STIP terdekat. Ketiga, STIP boleh tetap beropÂerasi asalkan ada pengawasan ketat agar kekerasan tidak teruÂlang," ucap Fary.
Anggota Komisi V DPR Anthon Sihombing meminta ada tindakan tegas kepada para pengawas asrama STIP karena terkesan membiarkan kekerasan dari taruna senior ke taruna junior. Politisi Golkar ini juga menuntut agar STIP membenahi standar operaÂsional prosedur (SOP) yang selama ini dijalankan.
"Jangan cuma mahasiswa yang dikorbankan, tapi pengawas dan penanggung jawabnya juga harus berkorban. STIP ini harus punya SOP yang bagus, harus dibeÂnahi," ucapnya. ***