Berita

Publika

Politik Kenegarabangsaan Pancasila Indonesia

RABU, 11 JANUARI 2017 | 10:25 WIB

SEBAGAI salah satu faktor Pusaka Bangsa Indonesia, UUD 1945 yang terpadu dengan sila-sila Pancasila per amanat Pembukaan UUD 1945 [Berita Repoeblik Indonesia Th II, 1946 jo Lembaran Negara Republik Indonesia 75 Th 1959] adalah Konstitusi Pro Pancasila yang de jure sampai kini belum/tidak pernah secara legal formal dinyatakan dicabut sehingga seharusnya masih berlaku dan dipanuti bersama.

Dibandingkan UUD Reformasi produk dari Amandemen 1999-2002 yang de jure tidak terpadu dengan sila-sila Pancasila karena terpisah dengan Pembukaan UUD 1945 [Lembaran Negara Republik Indonesia 11-14 Th 2006] maka Konstitusi Pro Pancasila UUD 1945 itu lebih Pro Aksi-aksi Pemantapan Pancasila per pencanangan Presiden RI di Hari Bela Negara 19 Desember 2016.

Oleh karena itulah dalam rangka optimasi kondusifitas bernegarabangsa, mari segera bersama kita refungsikan UUD 1945 yang Konstitusi Pro Pancasila itu dalam kiprah keseharian kita sekarang juga oleh seluruh rakyat NKRI. Apalagi Politik Konstitusi Kesejahteraan Sosial Bab XIV UUD 1945 memang lebih mantap dikiprahkan daripada Politik Konstitusi Perekonomian Nasional Dan Kesejahteraan Sosial Bab XIV UUD Reformasi 1999-2002 yang termaknai dualistik bahkan bias.


Hal ini strategik ditimbang bersama, karena terbukti kini fakta empiris bahwa indeks Gini Ratio 0,32 di awal era Reformasi justru meningkat buruk jadi 0,41 pada tahun 2015 berikut juga indeks penguasaan lahan 0,67 yang menunjukkan hanya segelintir orang menguasai lahan, sedangkan penguasaan properti, terutama di wilayah Jabodetabek indeksnya makin parah yaitu mencapai 0,87 yang artinya 1 persen penduduk Jabodetabek menguasai properti 87 persen. Inilah pertanda nyata ketimpangan otentik, yang sebenarnya mengkudeta sila ke-2 dan ke-5 Pancasila yang masing-masing representasi kata "adil" yang kemudian berdampak buruk bagi sila ke-3 Pancasila yaitu, Persatuan Indonesia.

Semua data-data tersebut menunjukkan bahwa sejak angin Reformasi bergulir pada 1998 hingga sekarang, daya rekat identitas makin luntur, bertalian makin congkaknya diimpor identitas dan ideologi bangsa lain. Impor ideologi liberalisme terutama dari Barat dan masuknya ideologi trans-nasional Timur Tengah yang mengimpor "tiket instan masuk sorga", membuat kita semakin jadi limbung. Beriringan dengan itu dirasakan bahwa ketimpangan dan kesenjangan semakin mendapat lahan empuk untuk tumbuh dan terus berkecambah. Sehingga hanya satu tekad: kembali pada identitas kita, Jatidiri Bangsa yakni Pancasila.

Merujuk amanat Bung Karno, "perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri", maka sudah saatnya kini seluruh anak bangsa berkiprah mengisi Indonesia Merdeka dengan selalu mengutamakan Keadilan demi Persatuan Indonesia yang berorientasi bagi aksi-aksi pemantapan Politik Kebangsaan Pancasila Indonesia termaksud di atas demi upaya-upaya Bela Negara antara lain perjuangan bagi keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5 persen dengan penurunan gini ratio sebagai cerminan bagi Politik Pemerataan Kesejahteraan Sosial yang berKeadilan. [***]
‎
Pandji R Hadinoto
Ketua GPA45/DHD45 Jakarta

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya