TERBERITAKAN bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghentikan sementara kerjasama militer dan pertahanan dengan Australian Defence Force (ADF).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo membenarkan adanya penghentian sementara kerjasama militer antara TNI dengan ADF terkait dugaan penistaan terhadap ideologi Pancasila dan kurikulum pendidikan militer yang dilakukan oleh anggota ADF.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa, penghentian sementara ini menunggu hasil investigasi dan penyelesaian serta klarifikasi dari pihak ADF kepada TNI.
Wajar apabila pers Australia membela ADF sebagai angkatan bersenjata mereka sendiri. Namun yang tidak wajar adalah sambil membela militer mereka sendiri, pers Australia memberikan alasan yang sama sekali tidak relevan dengan duduk permasalahan.
sementara Menhan Australia sudah minta maaf kepada Menhan Indonesia yang berarti mengakui bahwa kesalahan berada di pihak Australia.
Pers Australia bersikap mirip anak-anak sedang kewalahan berdebat lalu menyerang lawan debat bukan dengan pendapat atas masalah yang diperdebatkan namun asumsi terhadap pribadi sang lawan debat.
Keputusan penghentian kerja sama militer adalah keputusan instusional namun pers Australia menyerang Panglima TNI secara personal dengan dalih bahwa Panglima TNI mempolitisir masalah militer akibat secara pribadi berambisi menjadi presiden.
Di sini tampak jelas ketidakprofesionalan pers Australia melempar asumsi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya di samping tidak ada keterkaitan antara ambisi panglima TNI dengan penistaan Pancasila yang dilakukan oleh serdadu Australia yang bahkan kebenarnanya sudah dibenarkan melalui permintaan maaf Menhan Australia.
Tafsir pers Australia terhadap dugaan penistaan Pancasila pada hakikatnya mirip tafsir pers asing terhadap dugaan penistaan agama sebagai indikasi bahwa Indonesia adalah bangsa rasialis dan penindas minoritas.
Namun sikap pers Australia membela bangsa mereka sendiri sebenarnya masih dapat dimengerti. Yang jauh lebih sulit dimengerti adalah bahwa beberapa tokoh masyarakat Indonesia tega mencemooh Panglima TNI membela Pancasila dari cemooh warga asing.
Antara lain Panglima TNI dicemooh lebai maka dikuatirkan merusak hubungan baik ekonomi dan militer Australia dengan Indonesia.
Seolah demi menjaga hubungan baik ekonomi dan militer, seharusnya kita merelakan bangsa kita dihina oleh bangsa asing yang dianggap bermanfaat bagi kita.
Warga negara Indonesia mencemooh sesama warga negara Indonesia yang membela Indonesia dari cemooh bangsa asing jelas tidak menjunjung tinggi harkat-martabat bangsa Indonesia di samping juga lebih melakukan gerakan PECAH-BELAH-BANGSA ketimbang BELA-BANGSA dalam bersatu padu menghadapi angkara murka jurus divide et empera bangsa asing yang ingin memecah-belah demi menguasai bangsa Indonesia!
[***]Penulis adalah warga Indonesia yang tidak rela bangsa Indonesia dihina bangsa asing