Berita

Foto/Net

On The Spot

Seorang Korban KM Zahro Dikenali Lewat Liontinnya

Suasana Sedih Begitu Terasa Di Depan Kamar Jenazah RS Polri
JUMAT, 06 JANUARI 2017 | 10:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Empat hari pasca-terbakarnya Kapal Motor (KM) Zahro Express, Minggu (1/1), polisi berhasil mengidentifikasi 20 dari 23 jenazah korban yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin.

Suasana kesedihan begitu terasa di depan kamar jenazah RS Polri. Keluarga Ai Kusminar, salah satu korban meninggal KM Zahro Express berkumpul di depan pintu kamar jenazah. Mereka dengan sabar menunggu penyerahan jenazah dari pihak rumah sakit.

Sembari menunggu, samar-samar terdengar Isak tangis dari anak korban yang begitu terpukul menghadapi musibah ini. "Ibu..ibu...ibu," tangis Alfi sambil ber­sandar di pundak bibinya.

Pamannya, Edi Nuraidi beru­paya menenangkan keponakan­nya yang begitu sedih menerima cobaan hidup. "Sabar, sabar ya. Istigfar, istigfar," pinta Edi den­gan wajah sendu.

Edi mengatakan, kedatangannya ke RS Polri untuk mengambiljenazah sepupunya yang turut menjadi korban KM Zahro Express. Dirinya datang bersama dua anak korban yang bernama,Iwan Ridwansyah dan Alfi Syahri.

Edi menceritakan, sepupunya Ai Kusminar pergi ke Pulau Tidung bersama dengan suami, dua adik dan dua anaknya. "Yang hilang hanya bu Ai. Yang lain­nya, bisa selamat karena mence­bur ke laut," sebut pria berumur 51 tahun ini.

Saat kejadian tenggelamnya kapal, kata Edi, adik korban yang bernama Tati sempat menarik tangan Ai di ruang penumpang yang berada di lantai satu. Tak lama setelah itu muncul percikan api dari ruang mesin kapal yang berada di buritan.

Tati bersama keponakan­nya buru-buru mengenakan pelampung karena didorong penumpangdari belakang untuk segera mencebur ke laut. Sebab, saat itu, seluruh ruang penumpangtelah penuh dengan asap.

"Waktu itu Tati masih pegang tangan Bu Ai, tetapi tiba-tiba terlepas karena desakan dari penumpang lain," cerita Edi.

Sementara, anak dan suami korban yang telah terlebih dahulukeluar dari ruang penumpang berhasil menyelematkan diri. "Anak korban bersama suami selamat karena berada di atas kapal," ujar pria yang mengenakan kaos warna gelap ini.

Saat itu karena kondisi ruang penumpang penuh asap, mereka berempat berusaha menggapai pintu keluar, sambil berpegangankursi kapal. Tapi sayang, pegangantangan Ai terlepas. "Setelah itu, seluruh keluarga sudah tidak tahu keberadaannya," tuturnya.

Untuk memastikan identifikasi korban, Edi mengaku telah mem­bawa barang milik sepupunya berupa liontin untuk dicocokkan dengan liontin yang dipakai saat kejadian. "Kemarin sore saya bawa tambahan barang berupa liontin ke RS Polri," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga menyerahkan data yang diperlukan seperti foto terakhir korban, KTP, KK dan hasil pemerik­saan gigi di Cikarang. "Hari ini korbanberhasil teridentifikasi oleh Tim DVI dari baju yang dipakai terakhir juga sandal," jelasnya, kemarin.

Edi juga mengakui mengenali jenazah sepupunya saat melihat foto kalung dan liontin yang dipajang RS Polri Kramatjati di Posko antemortem, Jakarta Timur. "Sebelum kejadian, saya sempat diperlihatkan liontin tersebut oleh sepupu saya," kenangnya.

Edi menambahkan, keluarganya menunggu proses penyerahan jenazah sehingga bisa dibawa pulang ke rumah untuk dikebumikan. "Rencananya akan dimakamkan di Cikarang, Jawa Barat," kata dia.

Lanjut Edi, seluruh keluarga korban sudah ikhlas menerima ujian ini. "Semoga jenazahnya diterima di sisi Allah SWT," harap dia.

Lain lagi dengan Fikal. Salah satu penumpang KM Zahro Express ini, bisa selamat dari musibah terbakarnya kapal karena lompat ke laut. "Saya kebetulan duduk di lantai atas, jadi mudah melompat," ujar Fikal di RS Polri.

Fikal mengaku bersama tiga temannya pergi ke Pulau Tidung untuk berekreasi karena sedang libur Natal dan tahun baru. "Semua selamat karena melom­pat ke laut," kenangnya.

Pria berumur 30 tahun ini men­ceritakan detik-detik terakhir sebelum kejadian. Saat itu, di­rinya menumpang Kapal Zahro Express dalam keadaan padat penumpang. Karena kenal den­gan kapten kapal, akhirnya bisa tetap menumpang kendati kapal telah penuh.

"Akhirnya saya membeli tiket masing-masing seharga Rp 79 ribu," sebutnya.

Namun, 15 menit setelah berlayar dari Pelabuhan Muara Angke, tiba-tiba muncul perci­kan api dari ruang mesin. Lima menit kemudian, api membesar sehingga mengakibatkan asap memenuhi seluruh ruangan yang berada di lantai 1.

"Saya yang berada di lantai dua sempat kesulitan bernafas. Akhirnya loncat berbekal tas ransel karena tak kebagian jaket pelampung," ceritanya.

Saat mengapung, dia melihat banyak penumpang, terutama ibu-ibu dan anak-anak masih berada di kapal yang terbakar. Mereka tidak berani meloncat ke laut karena takut tenggelam. "Sebagian terlihat ditendang agar terjun ke laut untuk menye­lamatkan diri," tuturnya.

Hampir 20 menit mengambang di laut, akhirnya bantuan datang dari kapal lain. "Saat itu saya bersama teman-teman diselamat­kan kapal nelayan," ucapnya.

Sebenarnya sejak awal, kata dia, kondisi kapal sudah sangat memprihatinkan karena overload penumpang. "Kapasitas 100 tapi diisi 250 penumpang," sebutnya.

Selain itu, hanya separuh penumpang yang menggunakan jaket pelampung. "Sisanya tidak pakai, karena jaket tidak mencu­kupi," tandasnya.

Lebih parah lagi, menurut dia, tidak semua penumang masuk manifest atau pencatatan pelayaran, sehingga tidak mendapat asuransi seperti dirinya. "Saya mau lapor ke petugas Antem Mortem, agar mendapat asuransi. Karena saya juga korban," kata Fikal sembari menunjukkan tiket kapal yang sudah sobek terendam air.

Dengan adanya kejadian ini, dia mengaku trauma bila beper­gian menggunakan kapal laut. "Sampai sekarang masih trauma. Mungkin setahun ke depan off dulu," tutupnya.

Sementara, Kepala RS Polri Said Sukanto, Brigjen Didi Agus Mintadi menyebut, saat ini sudah ada 20 dari total 23 jenazah yang berhasil diidentifikasi. "Masih ada tiga jenazah lagi yang belumselesai diidentifikasi dan ditargetkan selesai paling lambat besok (hari ini)," ujar Didi dalam konferensi pers di RS Polri, kemarin.

Menurut Didi, kemarin ada lima jenazah yang berhasil dii­dentifikasi. Mereka adalah, Yetty Pramutia (35 tahun), Nadia Syifa Musdalifa (16 tahun), Lin Erlina (43 tahun), Fahira Azahra (18 tahun) dan Iis Ismawati(43 tahun). "Lima jenazah itu ber­hasil diidentifikasi melalui cara antemortem," jelasnya.

Antemortem, sambungnya, adalah data korban sebelum meninggal dan cara postmortematau pencocokan data korban setelahmeninggal. "Untuk kegiatanpengantaran jenazah, semoga lancar semuanya hingga di proses terakhir," harap dia.

Tak lupa, Didi menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah ini, semoga keluarga diberikan kelonggaran dan ketabahan.

"Mohon maaf jika identifikasi berjalan sedikit lambat, karena dari pihak kami memerlukan ketepatan," ucapnya.

Sebelumnya, kepolisian telah mengindentifikasi 15 korban meninggal, yaitu Ai Kusminar asal Bekasi, Iwan Kurniawan asal Bandung, Eha Julaeha asal Ciawi, George Bernard Christoper asal Bogor dan Indra Sumarnis asal Jakarta Barat.

Juga, Yeti Herawati asal Bogor, Nia Kurniati asal Bogor, Nelson Cornelius asal Tangerang, Dewi asal Tangerang, Eli Alyah asal Cibinong. Selain itu, Tjung Tko Kie asal Teluk Gong, Mat Benyamin asal Cilandak, Otih Sugiati asal Bandung, Mohammad Nurdin asal Depok dan Nazwa Sarla asal Depok.

Latar Belakang
Diduga Percikan Api Menyambar Jeriken Berisi Bensin


Kapal Motor (KM) Zahro Express terbakar setelah berla­yar satu mil laut dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung di Kepulauan Seribu, Minggu (1/1).

Kapal yang terbakar sekitar pukul 08.30 WIB ini, mengang­kut 240 penumpang. 194 pen­umpang selamat dalam kecela­kaan itu, 23 meninggal dunia. Sementara 17 masih dalam pencarian. Korban meninggalseluruhnya dibawa ke Rumah Sakit Said Sukamto, (RS Polri) Jakarta Timur.

Awalnya, KM Zahro tiba terlebih dahulu di Pelabuhan Muara Angke dari Pulau Tidung, 31 Desember pukul 13.15 WIB. Esok harinya, pukul 06.30 WIB, Nakhoda mengajukan permohonan keberangkatan kapal tujuan Pulau Tidung. Satu jam kemudian, Kapal bertolak dari Pelabuhan Muara Angke.

Sekitar pukul 08.35 WIB, Kapal Zahro Express terbakar. Hampir dua jam terbakar di lepas pantai, akhirnya bangkai Kapal Zahro Express ditarik ke Pelabuhan Kali Adem oleh KNP 348.

Kepala Seksi Pencegahan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Kepulauan Seribu Eko Mahendro memprediksi, ke­bakaran KM Zahro Expres itu diduga berasal dari percikan api mesin yang menyambar ke jeriken berisi bensin.

"Pengerahan dua unit pompa dan satu unit fire boat. Bagian dalam engine kapal hangus dan kondisi kapal tinggal bagian badan," ujar Eko.

Sedangkan Direktur Utama PT Jasa Raharja Budi Setyarso mengatakan, akan menyalur­kan santunan kepada keluarga korban meninggal dan korban luka dalam peristiwa terba­karnya KM Zahro Express.

"Korban yang meninggal dunia akan diberikan santunan kematian sebesar Rp 25 juta, sedangkan korban luka akan mendapatkan biaya perawatan maksimal sebanyak Rp 10 juta," ujar Budi.

Saat ini, kata Budi, pihaknya sudah menurunkan tim untuk memonitor kondisi korban dan ahli waris korban meninggal. Dia berharap, dalam beberapa hari ke depan, data korban su­dah lengkap beserta nilai uang santunannya.

Sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap asuransikecelakaan lalu lintas, kata dia, uang santunan menja­di tanggung jawab PT Jasa Raharja. Bila dinilai kurang, akan melibatkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Tabungan Asuransi Pensiun (Taspen) untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan Asabri untuk TNI atau Polri.

Selain itu, pihaknya juga telah menurunkan tim untuk melakukan penelitian, apakah kapal tersebut ikut asuransi serta iuran wajib kepada Jasa Raharja. Hal itu akan menen­tukan jumlah pertanggungan yang harus dibayarkan PT Jasa Raharja. "Sampai saat ini kami sedang meneliti, apakah kapal tersebut ikut asuransi atau tidak," jelasnya.

Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyatakan, kon­disi di dalam kapal KM Zahro Express saat kejadian masih lapang. Bahkan, beberapa anak, masih dapat berlari-larian di atas dek kapal itu. "Dari beberapa korban selamat yang saya temui, di dalam kapal itu masih lapang. Masih ada yang bisa berlari-lari," ujar Sumarsono.

Dia membantah, kapal terse­but over kapasitas. Namun demikian, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Terpisah, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan membuat aturan baru terkait kapal angkut penumpang di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kita ingin pelayaran-pelayaran ini tetap eksis, tapi dengan kualifikasi baru, syarat-syarat baru," ujar Budi. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya