Berita

Hukum

Semua Fraksi Minta Agar Fokus Pada Penegakan Hukum Kasus Ahok

RABU, 28 DESEMBER 2016 | 18:55 WIB | LAPORAN:

Demo jutaan Ummat Islam yang diprakarsai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) tidak tiba-tiba. Tapi ada yang memicunya.

"Tanpa PPP harus sampaikan pendapat bahwa sesusungguhnya gerakan yang dilakukan masyarakat muncul akibat ada penyebabnya," tegas Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Reni Marlinawati di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/12).

GNPF MUI menggelar aksi karena mereka menuntut aparat hukum memproses kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok itu menyebut bahwa masyarakat dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51 agar tidak memilih pemimpin non muslim.


"Saya kira PPP desak pemerintah tegakkan hukum terhadap isu utama yang sebabkan 212 (Aksi Bela Islam III) terjadi, yaitu tuntutan hukum terhadap penegakan hukum Basuki T Purnama dilakukan," tegasnya.

Bukan hanya Fraksi PPP, Reni bahkan mengaku dirinya yakin bahwa semua fraksi yang ada di DPR pun setuju dengan penegakan hukum terhadap kasus yang menimpa mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Seluruh fraksi di DPR enggak ada instruksi khusus, semua fokus minta penegakan hukumnya. Bagi pemerintah ini harus direspon positif," tegasnya lagi.

Diketahui salah satu kelompok paling vokal yang tergabung dalam GNPF MUI adalah Front Pembela Islam (FPI). FPI dikenal sebagai organisasi Islam yang paling tegas dalam urusan membela aqidah. Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab pun menjadi salah satu orator utama dalam setiap demo itu.

Sebagian kalangan khawatir akan ada demo besar-besaran yang lebih masif dari Aksi Bela Islam III jika masyarakat tak puas dengan proses hukum Ahok. Sekalipun demo masif itu terjadi, Reni mengaku yakin aparat keamanan sangat memiliki kemampuan untuk menjaga demo agar tetap berjalan kondusif.

"Pemerinah punya kemampuan mumpuni gerakan-gerakan yang masif seperti ini," pungkasnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya