Berita

Jaya Suprana

Jaya Suprana: Selamat Hari Natal

SABTU, 24 DESEMBER 2016 | 18:50 WIB

SAYA bersyukur dilahirkan di bumi Nusantara untuk menjadi warga negara Indonesia yang beruntung dianugerahi kesejahteraan sedemikian rupa sehingga dapat menikmati kemerdekaan bangsa Indonesia termasuk menikmati kemungkinan merayakan Natal dalam suasana damai, aman serta tenteram.

Namun, sehari sebelum Hari Natal 25 Desember 2016, saya menerima link film dokumenter JAKARTA UNFAIR (https://www.youtube.com/ watch?v=wCjbxuXv92U) dari sahabat merangkap mahaguru filsafat kemiskinan bagi saya, Sandyawan Sumardi.

Terdorong rasa ingin tahu maka saya memirsa film dokumenter JAKARTA UNFAIR yang didahului  komentar Tim Produksi sebagai berikut;


"Setelah terbentang pada lebih dari 50 layar yang tersebar di Indonesia dan Luar Negeri, hari ini film Jakarta Unfair full version diunggah ke YouTube'. Dalam poster nampak Pak Alwi, tokoh dari Kampung Dadap melakukan review terakhir sebelum film dipublikasikan secara bebas. Perkenalan kami dengan tokoh-tokoh dalam film sangat membantu kami untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan dirasakan oleh warga terdampak penggusuran. Hal itu pun yang kami pikir perlu untuk diketahui masyarakat secara umum. Mempertanyakan tesis Pemprov yang mengatakan bahwa penggusuran adalah solusi, mencari jawaban tersebut dengan perspektif warga. Dengan pengunggahan film ini secara penuh, kami berharap agar film ini dapat disaksikan oleh berbagai macam kalangan dengan latar belakang apapun. Dengan begitu, wacana tentang perebutan ruang kota dan penggusuran dapat tetap bergulir. Semoga film ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang gandrung akan keadilan,".  

Setelah menyimak komentar tersebut maka saya menyaksikan film dokumenter JAKARTA UNFAIR berkisah tentang derita rakyat tergusur di Kampung Pulo, Kampung Akuarium, Kalijodo, dan Bukit Duri. Seusai mengusap air mata yang tanpa saya sadari ternyata menetes akibat menyaksikan kisah derita rakyat miskin tergusur, saya berikhtiar merenungi inti makna yang terkandung di dalam film tragedi kemanusiaan tersebut.

Pada hakikatnya film JAKARTA UNFAIR mengejawantahkan Amanat Penderitaan Rakyat yang dikumandangkan oleh Bung Karno menjadi sebuah kisah nyata yang sangat mengharu biru lubuk sanubari saya. Dalam keterkaitan dengan suasana Natal, film JAKARTA UNFAIR mengingatkan saya kepada kisah kelahiran Jesus bukan di rumah sakit mewah namun di sebuah kandang ternak dengan lingkungan tanpa gemerlap kekayaan harta bendawi namun murni kesederhanaan bahkan kemiskinan.

Kisah bayi Jesus Kristus selanjutnya yang terpaksa diungsikan ke Mesir demi menghindari pembantaian oleh penguasa pada masa yang menguatirkan kelahiran seorang juru selamat itu juga mirip kisah rakyat tergusur yang tercerai-berai mengungsi entah ke mana setelah digusur oleh angkara murka penguasa pada masa kini atas nama pembangunan.

Film JAKARTA UNFAIR secara langsung maupun tidak langsung menggugah kesadaran saya tentang makna Natal yang sebenarnya yaitu kasih sayang yang sayang setriliun sayang sama sekali tidak hadir pada kisah penggusuran rakyat miskin yang tidak berdaya menghadapi angkara murka penggusuran secara tidak manusiawi. Film JAKARTA UNFAIR mengingatkan saya untuk merenungi bagian akhir syair lagu Natal 'Malam Kudus, Sunyi Senyap, Bintang-Mu Gemerlap, Aku Datang ya Tuhanku, Bersembahyang di Kandang-Mu. Dan Mengucap Syukur, dan Mengucap Syukur. Selamat Hari Natal. [***]

Penulis masih berikhtiar mempelajari makna Hari Natal yang sebenarnya.


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya