Berita

Natalius Pigai/Net

Wawancara

WAWANCARA

Natalius Pigai: Kasus Penyerangan Terhadap Siswa SD Di NTT, Diduga Berkait Dengan Isu SARA

MINGGU, 18 DESEMBER 2016 | 10:15 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Polisi masih kesulitan mengungkap motif di balik pe­nyerangan terhadap siswa Sekolah Dasar (SD) di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (13/12) lalu. Komnas HAM berencana turun ke sana untuk ikut menyelidiki perkara tersebut.
 
Seperti diberitakan, sekelom­pok orang tak dikenal (OTK) secara membabibuta melakukan penyerangan terhadap siswa SD Negeri Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT pada Selasa (13/12/2016) sekira pukul 08.00 WITA.

Selang beberapa saat, siangnya seorang yang diduga ikut meny­erang SDN 1 Sabu Barat berhasil ditangkap polisi. Sayangnya, pemuda itu keburu tewas diha­kimi massa sebelum diperiksa polisi. Kini kasusnya pun ditutup begitu saja.


Berikut ini keterangan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai;

Ada apa sebenarnya di balik penyerangan brutal terhadap tujuh murid SD itu?
Secara faktual memang sedikit agak kabur penikaman ini motif­nya apa. Kriminalkah, atau motif karena didorong oleh kebencian atas SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan). Diduga penyerangan itu berkait den­gan isu SARA. Jadi di tingkat nasional memang adem ayem, tapi gerakan di bawah itu tidak bisa dikendalikan. Sungguh sangat ironis peristiwa ini terjadi simpang-siur informasi, baik ak­tor maupun juga tindakan yang lebih cenderung mengaburkan fakta peristiwa sesunguhnya.

Maksudnya?
Memang kalau kita lihat, kasus ini agak serius. Tensinya cukup tinggi, meskipun dalam kondisi aman.

Apa sih yang janggal dari kasus ini?
Kebetulan pelakunya itu bu­kan berasal dari situ. Sehingga tentu mereka juga memandang dalam perspektif yang ber­beda.

Perspektif seperti apa?
Catatan ini, saya tidak bisa menyebutkan secara terbuka ya. Tapi perspektif ini dari sisi perspektif kepercayaan dan keyakinan juga, dari sisi suku gitu ya.

Saya kira ini rentetan langsung dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi. Karena itu pengaruh secara tidak langsung tentu juga kepada masyarakat lokal yang ada di sana.

Apa yang bisa Komnas HAM lakukan?
Komnas HAM akan melaku­kan pemantauan dan penyelidi­kan Senin besok, baik di Sabu Raijua maupun juga di Kupang untuk melakukan pertemuan dengan aparat penegak hukum, termasuk Polda NTT. Karena itu Komnas HAM harus meli­hat secara langsung, pertama tentu mengungkapkan fakta peristiwa.

Yang kedua, mengungkapkan motif, tapi juga menjaga inte­grasi sosial. Tugas kami itu tidak hanya sekadar mengungkapkan fakta peristiwa atau menyam­paikan motif. Tapi juga menjaga integrasi sosial.

Integrasi sosial dalam kon­teks apa?
Integrasi dalam konteks agama, ras, etnis atau golongan. Itu yang paling penting. Tidak sekadar semata-mata mengung­kapkan fakta peristiwanya.

Selanjutnya?
Lalu berikutnya adalah men­dorong proses hukum kepada aparat penegak hukum. Lalu yang keempat, adanya kepas­tian kompensasi bagi korban oleh pemerintah. Selanjutnya trauma healing, nanti Komnas HAM merekomendasikan ke Kementerian Sosial atau Kementerian terkait.

Ada batas waktu kapan Komnas HAM bisa mengu­mumkan hasil temuannya?

Bisa, hari Kamis atau Jum'at minggu depan bisa diketahui. Tapi tujuannya bukan untuk semata-mata...(mengungkap fakta) tapi Komnas HAM ber­orientasi pada bagaimana pe­nyelesaian secara komprehen­sif. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya