Berita

Foto/Net

Bisnis

Pedagang Pasar Tak Yakin Harga Daging Bakal Turun

Mendag Lobi Australia Turunin Harga Sapi 1 Dolar/Kg
RABU, 14 DESEMBER 2016 | 09:48 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Perdagangan terus melobi pemerintah Australia untuk menurunkan harga daging sapi bakalanan 1 dolar Australia per kilogram (kg). Langkah ini untuk menekan harga daging di dalam negeri. Namun, pedagang daging pesimistis kebijakan itu bisa menurunkan harga.
 
Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) As­nawi mengatakan, keinginan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita tersebut bakal sulit terealisasi. Alasan­nya, perdagangan sapi antar kedua negara menyangkut ban­yak pihak. Tidak hanya di tangan pemerintahnya.

Karena itu, penurunan harga sapi juga tidak bisa langsung menurunkan harga daging. Apalagi, penjualan daging di dalam negeri rantai distribusinya panjang. Belum lagi, masalah infrastrukturnya. Menurutnya, penurunan harga sapi impor juga harus dibarengi dengan perbai­kan distribusi.


"Ini semacam angin segar, tapi itu baru sebatas pembicaraan. Tapi apakah peternaknya setuju menurunkan harga sapinya. Kan yang punya sapi peternak, bukan pemerintah," katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Apalagi, saat ini, peternak Negeri Kanguru itu sedang melakukan penambahan stok populasi sapinya karena jumlah sapi mereka dalam beberapa tahun terakhir terus merosot. Dengan pasokan yang terbatas itu, kata dia, akan sulit bagi peternak di sana menurunkan harga sapinya.

"Yang ada malah justru seba­liknya. Harga justru bisa naik. Karena permintaan tinggi, paso­kannya minim," paparnya.

Hal senada dikatakan Direk­tur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Joni Liano. Menurut dia, peternak Australia sedang melakukan pe­nambahan populasi sapi. Karena itu, mereka tidak akan banyak melakukan ekspor sapinya.

Menurut dia, kebijakan pe­nambahan stok ini juga yang membuat perusahaan penggemu­kan sapi (feedloter) kesulitan me­menuhi syarat mengimpor sapi indukan. Selain pasokannya yang sedikit, harga sapi betinanya pun mengalami lonjakan. "Kenapa bisa mahal, karena mereka tahan yang indukan," kata Joni.

Kendati begitu, dia men­gapresiasi langkah Mendag Enggartiasto Lukita yang melobi pemerintah Australia untuk menurunkan harga sapi bakalan 1 dolar Australia per kg. Jika kebijakan itu bisa terealisasi, harga daging sapi yang dijual perusahaan penggemukan sapi akan turun.

Joni menjelaskan, saat ini harga pasaran untuk sapi bakalan hidup dari Negeri Kanguru sebe­sar sekitar 3,5 dolar Australia per kg atau sekitar Rp 46.563 per kg. Jika harganya bisa turun 1 dolar AS per kg, maka harga sapi bakalan hidup bisa turun menjadi 2,75 dolar Australia atau Rp 36.588 per kg.

Sebenarnya, kata dia, harga daging bisa turun lagi jika pe­merintah menghapus sistem periode per kuartal dalam pene­tapan kuota impor. Hal ini mem­buat perusahaan penggemukan sapi memiliki waktu yang lebih fleksibel dalam melakukan im­por sapi.

"Ini bisa memberikan kepas­tian impor, tentu juga berikan dampak pada harga, jadi beban biaya yang nggak perlu, nggak dibebankan lagi," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Per­dagangan Enggartiato Lukita mengatakan, harga sapi bakalan impor asal Australia akan turun sekitar 1 dolar Australia per kg. Rencana penurunan itu tengah dibahas dengan pemerintah Australia.

"Yang dari bakalan, kini da­lam proses negosiasi. Mudah-mudahan bisa membantu untuk mendapatkan penurunan harga sapi bakalan paling tidak 1 dolar Australia per kg. Itu proses yang kemarin pembicaraan kami dengan Menteri Perdagangan Australia," katanya.

Politisi Partai Nasdem ini mengatakan, negosiasi dilakukan beberapa kali dengan Menteri Perdagangan Australia. Proses negosiasi itu dilakukan lewat telepon maupun tatap muka. Diharapkan lewat negosiasi ini harga sapi bakalan impor dari Autralia bisa turun 1 dolar Aus­tralia per kg bobot hidup.

"Saya paling sering lakukan komunikasi, tiga kali telpon, dan lima kali secara resmi. Dan, itu nego-nego yang berbagai kebi­jakan tarik ulur yang Alham­dulillah dan Insya Allah dapat turun 1 dolar Australia per kg," tambahnya.

Langlah ini, merupakan salah satu upaya menurunkan harga rata-rata daging sapi per kg. Pemerintah juga bisa memasti­kan batas kewajaran jika terjadi kenaikan harga. "Kita lagi buat dulu skemanya. Ada beberapa langkah yang kami akan lakukan, yang saya belum bisa sampaikan di sini," tukas Enggar. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya