Berita

Novi Amelia/Net

Blitz

Novi Amelia, Mulai Depresi Sejak Merantau Ke Jakarta

SABTU, 10 DESEMBER 2016 | 08:42 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Tampak sudah segar di panti sosial, Novi bosan berurusan lagi dengan polisi. Dia mera­sa warga berlebihan mem­bawanya ke polisi.

Novi Amelia berulah lagi. Model 29 tahun asal Me­dan ini berteriak-teriak seolah tidak waras di ping­gir jalan kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis sore. Menurut Kapolsek Tebet Kompol Nurdin A Rah­man, pihaknya menerima laporan adanya seorang perempuan yang berteriak-teriak tak karuan di jalanan. Saat itu, wanita tersebut baru saja turun dari dalam taksi. Menurut Nurdin, warga sekitar yang hendak menenangkan wanita tersebut justru dimarahi.

"Ketika kami datang ke TKP, ternyata wanita yang mengamuk tersebut ialah Novi Amelia. Agar tak membuat keresah­an Novi Amelia terpaksa kami amankan," kata Nurdin kepada wartawan.


Nurdin menduga, Novi mengalami depresi sehingga mengamuk di jalanan. Saat diperiksa, polisi tak menemukan adanya indikasi penggunaan narkoba pada Novi yang saat diambil mengenakan sweater dan rok pendek.

"Di Mapolsek pun Novi terus menga­muk. Kami akhirnya menghubungi petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinas Sosial DKI Jakarta," ujarnya.

Hingga kemarin sore, Novi sedang ditangani pihak Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, Jakarta Barat. Saat dijumpai wartawan, Novi tampak ceria. Dengan santai, ia menceritakan bagaimana bisa berakhir di panti sosial setelah dilaporkan mengamuk.

Novi bercerita, pada Kamis (8/12) dini hari, ia baru saja pulang berpesta. Namun, sesampainya di depan rumah kosnya di Jalan Tebet Timur Dalam I, Novi enggan masuk dan beristirahat.

"Intinya teman aku nyuruh masuk ke kos, tapi aku belum mau, jadi berdebat biasa aja, tarik-tarikan," kata Novi.

Novi merahasiakan teman kos-nya itu. Ia hanya menyatakan bahwa dirinya tak senang dipaksa pulang karena ia masih mau keluar. Maka sejak Kamis pagi, Novi berkeliling daerah kos-nya dengan taksi. "Aku inget, pokoknya tiba-tiba dari kos itu aku dibawa sama polisi," katanya.

Novi merasa warga agak berlebihan membawanya ke polisi. Sebab, ia tidak merasa mengganggu ketertiban dan hanya berdebat dengan temannya.

Dia tidak berharap kejadian ini sam­pai mengakibatkan dirinya diperiksa polisi.

"Ya malulah, gini-gini aja. Kan kita nggak berharap sampai polisi datang. Tapi ternyata polisi datang ya," ungkap Novi.

Sambil tertawa, Novi juga mengaku bosan berurusan dengan polisi lagi. Dia berharap kejadian ini tak terulang lagi. "Wah sudah biasa banget, sampai bosan juga ya," celetuknya.

Di tempat terpisah. Suhardi, ayahanda Novi seolah tidak heran dengan tingkah laku anaknya yang kerap berteriak-teriak hingga membuat heboh orang-orang sekitar.

"Ia dia memang suka begitu (teriak-teriak sendiri). Memang anaknya sudah depresi sejak lama," ungkap Suhardi.

Novi sudah dilanda depresi, sejak mengadu nasib di Jakarta. "Ya semenjak ke Jakarta itu dia suka depresi. Kalau di sini (kampung) dia nggak suka begitu kok. Biasa-biasa saja," tuturnya.

Seiring dengan hal itu, Suhardi men­gakui sempat ragu memberi izin kepada bungsu dari enam bersaudara itu untuk ke Jakarta. "Agak ragu sih kemarin pas dia minta izin. Tapi anaknya keras, nggak bisa dilarang. Akhirnya dia berangkat sendiri siang-siang," jelasnya.

"Iya dia pamit ke Jakarta tiga bulan lalu. Bilangnya ada kerjaan," tambahnya.

Sebelum ke Jakarta, sudah enam bulan Novi menetap di kampung halamannya, Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Namun, Novi tidak mempunyai pekerjaan tetap saat itu.

Suhardi pun mengaku belum menge­tahui anaknya saat ini berada di panti sosial. Nantinya, ia akan berembuk den­gan keluarga untuk memutuskan langkah selanjutnya yang akan diambil.

"Saya belum tahu (Novi di panti). Ya nanti kita keluarga berembuklah ini gimana Novi," ucapnya.

"Iya, nanti kalau misalnya sudah dibawa ke kampung, saya nggak mau kasih izin dia ke Jakarta lagi," pungkas­nya. ***

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya