Berita

Hukum

Inilah Permeriksaan KPK Terhadap Agun Gunanjar Selama Enam Jam

KAMIS, 08 DESEMBER 2016 | 23:55 WIB | LAPORAN:

. Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa mengaku dicecar penyidik KPK mengenai dokumen-dokumen kesimpulan rapat Komisi II dan dugaan aliran dana dalam pembahasan proyek e-KTP.

Selesai diperiksa selama enam jam, Agun mengaku pemeriksaan difokuskan pada pembahasan proyek e-KTP di tahun 2012-2013. Menurut Agus, saat dirinya menjadi wakil pimpinan, proses pembahasan berjalan dengan normal.

Tidak hanya itu, penyidik lanjut Agun juga menanyakan terkait aliran dana yang diduga diterima oknum anggota DPR di Komisi II. Untuk hal ini, dirinya meminta KPK untuk mengungkap siapa saja pihak anggota Komisi II yang diduga menerima aliran dana korupsi dari proyek e-KTP. Sebab, menurut Agun, proses pengawasan DPR dalam pembahasan proyek e-KTP sudah berjalan dengan baik.


"Kami sangat mendukung proses ini bisa dituntaskan setuntas-tuntasnya, sejelas-jelasnya, siapapun yang melanggar perbuatan hukum yang bisa dibuktikan harus menerima sanksi apa adanya," ungkap Agun usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (8/12).

Lebih lanjut, Agun menilai terlalu naif jika pihaknya, khususnya Komisi II, kebobolan dalam melakukan pengawasan terkait proyek e-KTP.

Agun menilai proyek ini dijalankan atas amanah UU yang merupakan inisiatif pihak legislatif. Bahkan Gamawan Fauzi yang menjabat Menteri Dalam Negeri kala itu menegaskan bersedia mundur jika proyek tersebut tidak berjalan.

Diketahui, berdasarkan perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) negara mengalami kerugian sebesar Rp 2,3 triliun atas korupsi proyek pengadaan e-KTP.

"Itu terlalu naif untuk mengatakan bobol. Sampai Pak Mendagri pun beri garansi kan, saya akan mundur kalau proyek ini gagal," ujar Agun, politisi Partai Gokar itu. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya