Akon, Becca, dan Boris Kodj/Tulwe
Perusahaan teknologi dari Silicon Valley, Tulwe Inc, baru meluncurkan kontes musik global mereka di Dubai bulan lalu, yang menghadirkan bintang tamu spesial Akon.
Acara tersebut dimeriahkan oleh aktor Hollywood Boris Kodjoe sebagai pembawa acara dan turut mengundang bintang musik multi-platinum Akon, serta bintang tamu dari Ghana, Becca.
Sampai pada tanggal 1 Februari tahun 2017, Tulwe Inc akan fokus melakukan perjalanan keliling dunia mencari penyanyi berbakat yang layak memenangkan kontrak senilai 1 juta dolar AS melalui kontes musiknya.
Tujuan utama dari aplikasi tersebut adalah memberikan kesempatan bagi siapa pun, dari mana pun untuk menunjukkan bakat bernyanyi mereka kepada dunia. Siapa saja yang memiliki bakat bernyanyi -tidak peduli dari Bali, Papua, Bangkok, Bangalore, atau bahkan dusun terpencil di Kenya- bisa berpartisipasi dengan merekam dan mengunggah video mereka yang sedang bernyanyi ke platform Tulwe.
Video yang terunggah kemudian akan melewati proses pemungutan suara dari penonton seluruh dunia. Secara keseluruhan, bisa dikatakan bahwa Tulwe berusaha untuk membawa proses audisi dan pencarian bakat musik ke pintu depan setiap orang yang memiliki smartphone, bertolak belakang dengan proses yang ada saat ini.
Dr. Anthony Karim Adam, CEO sekaligus salah satu perintis Tulwe Inc merupakan fans berat tayangan kontes musik seperti American Idol, X-Factor, dan The Voice.
"Kami suka menonton aspek drama, penilaian, dan kompetisi antara para peserta. Kami selalu ingin peserta favorit kami maju ke babak selanjutnya," jelas Adam dalam rilis yang diterima redaksi.
Terinspirasi dari apa yang ditonton, Adam dan rekan-rekan Tulwe memutuskan kalau mereka juga ingin memberdayakan orang-orang dengan memberikan mereka kesempatan untuk didengarkan, tanpa mempedulikan tempat di mana mereka berada.
Adam menjelaskan bahwa terkadang terdapat peserta berbakat yang perlu menempuh perjalanan yang jauh hanya untuk mengikuti audisi. Namun, tidak jarang juga yang hadir mengikuti audisi, namun tidak memiliki bakat sama sekali.
"Jika peserta buruk saja bisa mengikuti audisi, mengapa kita tidak menyediakan kesempatan yang sama bagi orang-orang daerah kecil yang berbakat namun tidak mempunyai modal untuk berangkat ke kota-kota besar?" ujar Adam.
Adam mengatakan bahwa latar belakangnya sebagai ahli ilmu komputer sangat membantu perusahaannya dalam mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengembangkan segala hal yang ingin dicapai saat ini.
"Namun, tampaknya perjalanan masih jauh," tambahnya.
Adam menjelaskan kalau Tulwe bukan hanya aplikasi kontes musik, namun juga sebuah ‘ekosistem dalam pembangunan’. Setidaknya masih ada dua produk lagi terkait media sosial yang akan diluncurkan perusahaan tersebut pada tahun 2017. Hal ini sesuai dengan slogan mereka yang berbunyi 'Brave New World' atau 'Dunia Baru yang Berani'.
Adam percaya bahwa 5 tahun mendatang, perusahaan tidak akan berlomba untuk merebut pembeli, namun akan fokus kepada interaksi orang-orang dalam media sosial.
"Jika anda memperhatikan program akademis kami, pilihan-pilihan calon penerimanya berasal dari negara berkembang," ujar Adam.
Menurut Adam, aplikasi musik Tulwe tidak akan ‘berlawanan’ langsung dengan acara kontes musik televisi seperti X-factor dan American idol, karena masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Namun, tidak memungkiri kemungkinan jika interaksi dalam aplikasi semakin ramai, maka Tulwe bisa menjadi saingan terhadap acara-acara tersebut.
Adam berharap bahwa semua peserta yang berpartisipasi akan turut melibatkan teman, keluarga, dan bahkan follower untuk memberikan suara dukungan dalam audisi bakat.
[wid]