Berita

Foto/Net

Bisnis

Mentan Dinilai Kurang Berdayakan Peternak Lokal

Harga Daging Sapi Tetap Mahal
SENIN, 05 DESEMBER 2016 | 09:01 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman diminta tanggap terhadap permasala­han peternak sapi. Selama ini, perlindungan dan perhatian terhadap mereka kurang mak­simal sehingga harga daging sapi masih tetap tinggi.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih mengeluhkan masih tingginya harga daging sapi di pasaran. Anehnya, kenaikan tersebut tidak dinikmati sepenuhnya oleh peternak sapi lokal.

Henry mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) harus merangkul peternak sapi lokal untuk memutus mata rantai perdagangan yang panjang. "Diperparah lagi, tak ada instrumen dari pemerintah yang berupaya menstabilkan harga daging sapi sehingga terkesan tetap dibiarkan tinggi di pasaran," kata Henry di Jakarta, kemarin.


Bila pun ada, menurut dia, pemerintah memberikan solusi yang bersifat sementara sehingga tidak mampu memutus mata rantai tengkulak harga pangan. Dia mencontohkan, harga cabai yang dipatok Rp 15 ribu/kg, melonjak hingga Rp 80 ribu/ kg. "Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Demi melawan para teng­kulak, kata Henry, seluruh pe­ternak daging mulai dari sapi, ayam, dan kerbau akan melaku­kan kongres untuk menentukan kebijakan harga yang selama ini bisa dinikmati petani. Sebab, kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementan tidak berpi­hak kepada petani rakyat.

Tak hanya itu, Henry mengatakan, seluruh petani yang tergabung dalam Holtikultura akan menggelar unjuk ra­sa besar-besaran menuntut Kementan melakukan perbai­kan kebijakan pangan yang terus melambung tinggi akhir-akhir ini.

"Demo akan dilakukan 8 Desember di Kementan dan Istana Negara," katanya. Aksi tersebut terjadi, kata Henry, karena ada kegelisahan petani kentang yang harganya jatuh gara-gara pemerintah melaku­kan impor dari China.

"Pemerintah sebenarnya tidak mudah mengimpor untuk menyelesaikan mahalnya harga pangan," kritiknya. Di masa mendatang, Henry meminta Kementan untuk patuh kepada Nawacita yang selama ini di­gaungkan yaitu soal kedaulatan pangan.

Kedaulatan pangan bisa ter­jadi bila petani rakyat dikem­bangkan sedemikian rupa se­hingga memenuhi kebutuhan nasional. Sementara, impor di­batasi atau dihentikan. "Kalau memang impor dilakukan harus jelas instumennya," kata dia.

Soal daging sapi yang ma­hal, dia meminta pemerintah untuk tidak perlu melakukan impor, tapi biarkan saja agar tetap mahal. Masyarakat yang keberatan dengan harga daging bisa beralih membeli daging lain seperti ayam, bebek atau kerbau.

Langkah ini, kata dia, juga pernah dilakukan pemerintah China yang mendorong war­ganya untuk mengkonsumsi entok dan ayam. "Apalagi, perawatan sapi cukup sulit karena memerlukan lahan luas," tutupnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan kesedihan­nya jika mendengar laporan Indonesia masih melakukan im­por pangan. "Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, itu sedih banget," kata presi­den di Jakarta, Rabu (30/11). Jokowi mengungkapkan be­berapa pangan yang harusnya bisa ditanam Indonesia, tapi masih diimpor, diantaranya buah, jagung, beras.

"Beras impor, tapi tahun ini tadi Pak Menteri Pertanian bil­ang sudah nggak impor, sudah. Jagung dulu masih impor 3,2 juta ton sekarang sudah turun anjlok 60 persen, bagus," kata Jokowi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya