Berita

Susaningtyas Kertopati/Net

Wawancara

WAWANCARA

Susaningtyas Kertopati: Terorisme Bukan Cuma Persoalan Ideologis, Tapi Juga Ketidakseimbangan Sosiologis

KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 | 09:52 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Teror bom molotov di depan Gereja Oikumene, Seng­kotek, Samarinda, Kalimantan Timur pada hari Minggu lalu, membuat publik geram. Bukan hanya dianggap menungganggi panasnya situasi publik akhir-akhir ini, aksi teror itu juga menelan korban.

Intan Olivia, seorang anak berusai dua tahun, meninggal dunia akibat sebagian besar tubuhnya hangus terkabar api ledakan bom molotov yang dilemparkan Juhanda, pelaku teror.

Namun, yang perlu dilakukan bukan hanya menyampaikan rasa geram. Pemangku kebi­jakan dan publik harus mencari akar permasalah sehingga aksi teror serupa tidak terulang lagi. Berikut, penjelasan pengamat intelijen Susaningtyas Kertopati mengenai akar masalah teror tersebut dan cara menanggu­langinya:


Bagaimana tanggapan anda mengenai teror bom molotov di Gereja Oikumene?
Kita semua marah dan menge­cam teror itu, terlebih hingga menewaskan seorang anak kecil bernama Intan.

Banyak pelaku teror sudah ditangkap. Menurut anda, kenapa teror semacam itu masih terjadi?
Teror di negara kita itu patah tumbuh hilang berganti. Beragam jaringan dan visinya. Tetapi, apapun, jihad dalam wujud teror itu harus dihentikan. Pemikiran radikal harus segera dicegah tangkal.

Banyak yang bilang, aksi teror ini adalah persoalan ideologis?
Bukan. Fenomena terorisme tidak bisa dipandang hanya seba­tas persoalan ideologis semata. Feromena ini juga merupakan persoalan ketidakseimbangan sosiologis. Ketidakseimbangan sosiologis inilah yang bisa men­imbulkan kesenjangan ekonomi, kesenjangan pendidikan, dan represi politik, meskipun tak ada determinant factor timbulnya terorisme itu sendiri, karena terkadang muncul pengecualian faktor utama sebagai embrio terorisme.

Jadi, bukan hanya faktor ideologi yang bisa menjadi embiro terorisme?
Ya. Ideologi itu hanya berperan sebagai faktor mobilisasi massa.

Bagaimana pandangan Anda mengenai penanggulan­gan terorisme selama ini?
Selama ini, kita melihat pen­anganan terorisme ini tak inte­gratif dari hulu hingga hilir. Kita juga belum melihat adanya riset yang mendalami embrio teror­isme di Indonesia. Media pun kerap hanya membahas kejadian dan tindakan represif aparat saja, tak melihat secara holistik.

Lalu, bagaimana seharus­nya?
Pencegahan dan penang­gulangan terorisme itu harus integral. Pencegahan itu harus melibatkan tokoh masyarakat, agama, sosial budaya dan pen­didikan, serta departemen-de­partemen terkait sosial, agama, pendidikan hingga 17 kemen­trian terkait.

Deradikalisasi juga harus menggunakan pendekatan yang tepat, termasuk pendekatan sosial budaya. Masyarakat juga harus diajak berperan aktif men­gawasi lingkungannya agar terbebas dari hadirnya paham radikal di antara warga setempat. Proses pelaporan identitas warga juga harus kembali dibenahi dan dijalankan dengan baik.

Jadi, masyarakat juga harus dilibatkan?
Dalam penanganan terorisme dan radikalisme, perlu adanya program khusus pemerintah untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan bangsa. Program ini harus dilakukan dari bawah, mulai dari tingkat RT/RW, kelu­rahan dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.

Tujuannya, untuk pembinaan dan pengawasan, meningkatkan kepedulian dan toleransi. Sebab, beberapa tahun belakangan, kepedulian dan toleransi ini sudah kehilangan rohnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya