Berita

Donald Trump/net

Dunia

Tidak Akan Mudah Bagi Trump Untuk Jalankan Program-program Kontroversialnya

RABU, 09 NOVEMBER 2016 | 16:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Mayoritas rakyat Amerika Serikat memilih Donald J. Trump sebagai presiden baru lewat Pilpres yang digelar pada Selasa waktu setempat (8/11). Pesaingnya, Hillary Clinton, kalah telak.

Analis politik hubungan internasional, Muhammad A.S. Hikam, mengatakan, kemenangan Trump mengakhiri pertandingan politik yang berlangsung sangat ketat, keras, dan sarat dengan sentimen SARA.

"Bagi banyak orang, termasuk saya, yang sedari awal kampanye Pilpres AS memprediksi Clinton akan mengungguli Trump dengan mudah, tentu hasil ini sangat mengejutkan," tulis dosen President University itu pada akun facebook pribadinya.


Apalagi, mayoritas jajak pendapat sampai H-2 Pilpres AS tetap menunjukkan keunggulan Clinton kendati dibuntuti ketat oleh Trump, terutama setelah Kepala FBI menyatakan masih akan melakukan penyelidikan terkait email di server Clinton. Walaupun kemudian FBI mengumumkan Clinton tidak bersalah, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Popularitas Clinton anjlok drastis, dan sehari sebelum pencoblosan dilakukan, selisih keduanya hanya terpaut kurang lebih 1 poin.

Kemenangan sosok kontroversial tersebut disebut Hikam sebagai pukulan politik yang sangat serius bagi mereka yang tidak menyukai Trump. Miliarder itu dikenal dengan platform ultra konservatif yang sarat dengan pesan-pesan rasis, anti-imigran, misoginistik, anti Muslim, dan anti terhadap semua kebijakan luar negeri Obama, khususnya dalam menghadapi gejolak di Timur Tengah, kebangkitan Rusia, ancaman ekonomi dari Tiongkok, dan menghadapi Iran.

Namun ia yakin, secara umum, AS masih tetap akan menjadi negara adidaya baik dalam ekonomi, militer, IPTEK, dan geopolitik. Namun jika Trump konsisten dengan platform kampanyenya, maka AS akan mengalami kemerosotan pengaruh, terutama di dunia Islam dan negara-negara Eropa yang selama ini cenderung menginginkan AS tidak menjadi negara yang tertutup, terisolasi, serta menggunakan pendekatan keras.

"Dunia Islam bisa jadi akan menyikapi kepemimpinan Presiden Trump mirip ketika negeri tersebut dikomandoi oleh George W Bush. Bahkan bisa diperkirakan, reaksi anti-AS yang sempat mereda di dunia Islam semenjak Presiden Obama berkuasa, akan meningkat lagi," katanya.

Namun, dia yakin Trump seperti presiden-presiden terdahulu akan dihadapkan pada realitas yang sangat kompleks ketika sudah memasuki Oval Office di Gedung Putih. Trump mesti melakukan penyesuaian yang bisa saja akan berbeda drastis dibanding dengan platform kampanye politiknya.

"Akan tidak mudah juga bagi Trump untuk menjalankan kebijakan-kebijakan yang keras seperti membangun tembok di perbatasan Meksiko atau mengembalikan semua migran ilegal, menolak umat Islam untuk berimigrasi ke negara tersebut," demikian Hikam. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya