Berita

Foto/Net

Politik

HMI Geger…

Sekjennya Ditangkap
RABU, 09 NOVEMBER 2016 | 09:36 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kepolisian menetapkan Sekjen Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan empat kadernya menjadi tersangka dalam kerusuhan demo 4 November. HMI pun geger...

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menyebut, Sekjen HMI Ami Jaya Halim (31) dan keempat orang: Ismail Ibrahim (23), Ramadhan Reubun, Muhammad Rijal Berkat (26), Rahmat Muni (33), ditangkap dini hari kemarin.

Ami ditangkap di Sekretariat HMI di Jalan Sultan Agung Nomor 25 A, Jakarta Selatan. Sementara Ismail Ibrahim, lelaki asal Tidore, ditangkap saat tengah bersembunyi di rumah anggota DPD RI, Basri Salama di Jalan Attahiriyah 2, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.


Saat ditangkap, Ismail sempat melawan dan memberontak. Namun, berkat bujukan dari penghuni rumah, mahasiswa Fakultas Psikologi itu mau digiring ke mobil petugas. Ismail adalah orang yang menyerang petugas dengan bambu runcing.

Kelima kader HMI itu kini ditahan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan. "Sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Awi di Mapolda Metro Jaya, kemarin.

Berdasarkan bukti yang ada, kata Awi, kelima tersangka itu telah melakukan penyerangan menggunakan sejumlah alat. "Yang bersangkutan kita konstruksikan melakukan penyerangan dengan beberapa alat misalnya bambu, batu untuk menyerang petugas kami di lapangan," jelas Awi.

Awi bilang, kelima tersangka mengaku terprovokasi yang lain karena ada perintah untuk melakukan aksi anarkis. "Karena ada perintah mobil komando untuk perintah maju mendorong pasukan anggota kita," ujar Awi.

Kelima tersangka diduga melanggar Pasal 214 juncto 212 tentang Tindak Kekerasan dan Ancaman yang dilakukan secara bersama-sama terhadap aparat penegak hukum yang sedang bertugas. "Ancaman hukuman pidananya tujuh tahun penjara," tegas Awi.

Awi menyebut, kepolisian tidak hanya berhenti pada kelima tersangka ini saja. Tak tertutup kemungkinan akan ada tersangka lain dalam kasus ini. "Sangat memungkinkan. Ini memang massa, proses masih berlanjut, akan kita identifikasi dan tentu akan kita cari benang merahnya," ujarnya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menambahkan, akan mengembangkan hasil penyelidikan dan keterangan dari lima orang itu.

"Apakah ada kaitan dengan tokoh-tokoh yang menyuruh mereka untuk melakukan kekerasan itu," kata mantan Kepala BNPT tersebut.

Kuasa hukum dari HMI Muhammad Syukur Mandar, mengaku telah mempersiapkan 200 pengacara untuk mendampingi lima kader aktif HMI itu. Mereka semua adalah eks aktivis HMI. "Pengacara yang mendampingi termasuk Prof Yusril (Yusril Ihza Mahendra), Busyro Muqqodas, Eggy Sudjana," bebernya.

Syukur menyayangkan langkah kepolisian yang main tangkap kelima kader HMI itu. Menurut Syukur, kepolisian bisa melakukan pemanggilan secara resmi. "Kalau dipanggil resmi, nanti akan kami yang antar kader kami ke polisi dan mendampinginya," ujar Syukur.

Memprotes penangkapan itu, kemarin pagi perwakilan pengacara mengirim surat aduan ke Komisi III DPR RI. Surat tersebut diterima oleh Arsul Sani yang juga jebolan aktivis HMI. Selang beberapa jam, sebelum rombongan pengacara datang Asrul lebih dulu mendatangi ruang penyidik dan menjenguk juniornya.

HMI, lanjut Syukur, juga melaporkan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dan Komisi III DPR karena menyebut HMI sebagai provokator.

Sementara, PB HMI langsung bersikap. Mereka mengimbau kepada anggotanya di seluruh Indonesia untuk melakukan konsolidasi.

"Imbauan kepada keluarga besar HMI atas insiden dini hari di sekretariat PB HMI untuk melakukan konsolidasi secara menyeluruh dan untuk tetap tenang sembari menunggu Intruksi besar dari PB HMI," ujar Hari Azwar, Kabid PAO PB HMI 2016-2018 dalam rilisnya.

Hari pun memprotes penggerebekan yang dinilainya tidak etis. Menurutnya penggerebekan di malam hari telah merusak marwah organisasi HMI. "Cara-cara yang dilakukannya mirip gaya Orba untuk membungkan suara-suara kritis dari para aktivis," kritiknya.

Senada, Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Mahfud MD meminta kepada seluruh kader dan keluarga besar HMI di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan waspada. "Kami juga meminta agar jangan mudah terprovokasi yang dapat memecah belah umat, bangsa dan negara," imbaunya.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon ikut memprotes polisi. Menurutnya, operasi penangkapan lima pengurus HMI itu perlu dipertanyakan dasarnya. "Apakah penangkapan tersebut dilakukan sesuai protap? Dan juga kenapa pihak Kepolisian tak melakukan pemanggilan terlebih dulu kepada yang bersangkutan?" tutur Fadli.

Fadli menuturkan, perlakuan pihak kepolisian jangan berlebihan. Harus proporsional dan profesional. HMI adalah organisasi mahasiswa yang terpandang dan telah melahirkan banyak pemimpin bangsa.

Operasi penangkapan kepolisian terhadap lima kader HMI yang tak proporsional, dikhawatirkan akan semakin memperkeruh suasana.

Sebab cara-cara yang dilaksanakan dianggap kurang wajar, dilakukan tengah malam, seperti operasi penangkapan PKI di masa lalu.

Politikus Senior Partai Golkar Fahmi Idris, yang merupakan eks pimpinan HMI menyebut penangkapan itu memprihatinkan. Dia meminta kepolisian membebaskan kelima kader HMI itu.

"Penangkapan aktivis PB HMI dan ditahan itu sangat memprihatinkan sekali, segera bebaskan mereka karena reaksi ini akan berujung pada di beberapa tempat," kata Fahmi di Kantor DPP Golkar, kemarin.

Polisi, dapat mengumpulkan aktivis HMI untuk dimintai keterangan tanpa perlu melakukan penangkapan dan penahanan. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya