Berita

Politik

Fahri: Aksi 411 Bukan Untuk Melakukan Kudeta

SELASA, 08 NOVEMBER 2016 | 18:22 WIB | LAPORAN:

Aksi besaran-besaran yang dilakukan umat Islam pada Jumat (4/11) lalu ternyata ada yang menyebut sinis. Bahkan disebut itu sebagai kudeta gagal, yang kemudian sempat menjadi  trending topic di Twitter.

Wakil Ketua DPR  Fahri Hamzah heran munculnya penilaian minor tersebut.

"Muncul tudingan kalau aksi damai kemarin sebagai kudeta yang gagal. Saya tegaskan bukan kudeta gagal dan memang bukan untuk mengkudeta Presiden. Aksi kemarin people power," tegas Fahri Hamzah di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/11).


Dia kembali menegaskan aksi tersebut murni gerakan massa dari ormas Islam dan elemen rakyat yang marah dengan sikap pemerintah yang dianggap lambat dan cenderung melindungi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama.

"Jadi tidak benar kalau kudeta. Selama TNI tidak sepakat, tak ada yang namanya kudeta. Seperti di Thailand, Mesir, Turki, Philipina dan lain-lain. Bahkan di Turki saja kudeta tentara digagalkan oleh rakyat," ujarnya.

Dia juga mengingatkan kalau  Presiden Jokowi untuk tidak memakai terminologi Orde Baru yang menuding demo 4 November kemarin ditunggangi aktor politik, tanpa disertai bukti.

Sebaliknya Fahri kembali mengatakan kalau pihaknya juga bisa balik menuding Presiden Jokowi yang ditunggangi, karena dalam proses hukum terhadap Ahok lambat.

Dia juga menegaskan pihaknya tidak akan menanggapi tuduhan tunggangan politik tersebut kalau belum definitif.

"Kalau tuduhan itu definitif, baru saya akan tanggapi. Jangan sampai Presiden menerima informasi dari sumber yang tidak jelas," tandasnya.

Fahri mengakui jika dirinya sudah biasa menghadiri undangan demo dimana pun. Bahkan pernah diundang demo di Solo, NTB, dan Jakarta. Dalam demokrasi itu biasa. Prosedurnya diatur, maka kalau geger dengan demo 411 itu berarti pemain baru.

"Siapa yang memulai? Jeda sebelum aksi itu cukup panjang karena Ahok tidak segera diproses hukum. Puncaknya eskalasi massa di 411, sampai MUI berfatwa. Jadi, negara dan agama harus dikelola secara harmoni," demikian Fahri. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya