Berita

Martimus Amin (kedua dari kiri)

Politik

Stop Pengalihan Isu Atas Tuntutan Aksi Damai Umat Islam

SELASA, 08 NOVEMBER 2016 | 17:28 WIB

AKSI damai 4 November yang diikuti kurang lebih dua juta umat muslim yang menuntut sikap tegas pemerintah untuk bersikap tegas dan tidak melindungi pelaku penista agama, rupanya tidak ada maksud baik pemerintah menuntaskan masalah.

Tidak ada keinginan sama sekali Presiden Jokowi menegakkan supremasi hukum dan aspirasi rakyat. Malah tindakan semakin brutal dan semakin membabi buta dengan mencoba mengalihkan isu dengan menuding bahwa ada aktor politik yang menunggangi aksi damai umat Islam.
 
Tidak hanya itu, keparanoidan ditunjukkan Jokowi juga dengan melakukan konsolidasi dengan petinggi militer dan Keoolisian RI di markasnya masing-masing seolah negara dikesankan dalam keadaan darurat. Padahal aksi damai umat Islam tuntutan hanya meminta pemerintah menegakkan hukum dan mengadili Ahok.


Ada apa Presiden Jokowi begitu paranoid menyikapi tuntutan umat Islam. Bahkan pengurus PB HMI dini hari dijemput paksa aparat kepolisian bagai adegan film Gestapo.

Patut diduga Jokowi sedang memaenkan jurus merebus kodok dan pengalihan isu. Pertama, untuk mengalihkan persoalan atas timbulnya korban jiwa dan ratusan terluka, akibat serangan fisik dan bombardir gas air mata yang berjenis sangat berbahaya yang dilakukan aparat kepolisian pada malam aksi damai umat Islam 4 November.

Kedua, pengalihan konsentrasi publik melakukan pengawasan gelar perkara oleh penyidiik Polri, yang diduga banyak pihak berujung untuk membebaskan Ahok dari segala tuduhan.

Ketiga, pembelaan Presiden Jokowi kepada Ahok bukan sekedar untuk menyelamatkan nasib sohibnya, tetapi lebih dari pengamanan atas ketakutan dibongkar kartu mati 'doi' yang dipegang oleh Ahok.

Keempat,  adanya kepentingan jauh lebih besar yakni fee ratusan triliun rupiah dan suksesnya pelaksanaan mega proyek para kartel yang selama ini telah menguras dan merusak sumber daya alam Indonesia.

Untuk mencapai pengamanan diri dan sindikatnya, Jokowi pun memainkan jurus merebus kodok di panci, lawan-lawannya di kabinet sedang ia matikan secara perlahan-lahan. [***]

Martimus Amin

Ketua QOMAT (Qomando Masyarakat Tertindas)

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya