Berita

Ahmad Doli Kurnia/Net

Politik

Penangkapan Aktivis HMI Brutal Dan Hanya Permainan Politik

SELASA, 08 NOVEMBER 2016 | 10:42 WIB | LAPORAN:

. Polda Metro Jaya dikabarkan menangkap lima aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), termasuk Sekretaris Jenderal PB HMI, Ami Jaya, dan anggota HMI bernama Ismail Ibrahim, pada tengah malam tadi.

Politisi muda Partai Golkar yang juga Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan mantan Sekjen PB HMI, Ahmad Doli Kurnia mengataka bahwa peristiwa tangkap paksa yang dilakukan kepolisian adalah bentuk anarkisme politik.

"Pencidukan tanpa dasar dan dilakukan secara 'brutal' dengan mengepung Sekretariat PB HMI menunjukkan bahwa kepolisian sudah menjadi bagian dari 'permainan politik' Pemerintahan Jokowi yang memang tidak menyukai gerakan 'Aksi Bela Islam' yang sudah semakin meluas," ujar Doli di Jakarta, Selasa (8/11).


Menurut dia, apa yang dilakukan kepolisian saat ini merupakan wujud nyata keberpihakan dan sudah masuk pada bagian dari gerakan 'Bela Ahok' yang sekaligus dapat dipersepsikan mewakili sikap Pemerintahan Jokowi.

"Mereka saat ini sedang ingin memecah dan melemahkan kekuatan gerakan 'Bela Islam' yang menuntut 'Tangkap Ahok' dengan pengalihan isu," sebut Doli.

Doli mengatakan itu karena ada beberapa rentetan peristiwa yang menunjukan itu. Diantaranya dengan isu menjadikan pengunggah pidato Ahok dalam Facebook, Buni Yani sebagai tersangka.

"Apa salah HMI sehingga pimpinannya harus ditangkap? Apa di negara ini tidak boleh lagi ada anak-anak mahasiswa yang melakukan unjuk rasa membela kebenaran dan keyakinannya?" tanyanya.

Jikapun ingin mencari kambing hitam yang memicu kekisruhan pada malam Aksi 4 November kemarin itu, lanjut Doli, mungkin bisa ditelusuri mulai dari "kata-kata provokasi Kapolda Metro Jaya" yang meminta agar kader-kader HMI untuk dipukul.

"Bukan dengan buru-buru menangkap paksa pimpinan HMI. Dengan sikap seperti itu, artinya Pemerintahan Jokowi sedang menarik 'Keluarga Besar HMI' untuk ikut masuk bertarung ke gelanggang politik," pungkas Doli. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya