. Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar Rakornas selama 4 hari (9-13 November) di Kuningan, Jawa Barat, untuk memperkuat dan menyolidkan kekuatan organisasi dalam pembangunan nation and character Indonesia yang mulai memudar.
Ketua Presidium GMNI, Chrisman Damanik mengatakan adanya kesalahan orientasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih pasca reformasi, berdampak pada rakyat Indonesia khususnya para pemuda kehilangan orientasi membangun nilai-nilai kebangsaan.
"Euforia reformasi menjadikan bangsa ini semakin jauh dari nilai-nilai kebangsaan. Euforia reformasi juga merupakan pintu masuk globalisasi secara bebas dalam setiap aspek kehidupan berbangsa," katanya dalam pernyataan penyelenggaraan Rakornas GMNI di Jakarta, Selasa (8/11).
Dijelaskannya, saat ini terlihat banyaknya rakyat Indonesia yang terjebak individualisme dan fundamentalime yang bisa mengancam keberadaan bangsa ini.
Menurut dia, ada tiga problem pokok bangsa Indonesia yang menyebabkan lemahnya karakter bangsa, antara lain kedaulatan politik negara yang terancam, sendi perekonomian bangsa yang masih bergantung pada bangsa lain dan masih tingginya kesenjangan sosial di seluruh Indonesia yang berdampak sikap intoleransi dan konflik sosial yang hingga kini terjadi.
Untuk itu, Presidium GMNI mengajak setiap elemen rakyat untuk memperkuat identitas nasional bangsa Indonesia dengan ber gotong royong sesuai dengan Pancasila dan UUD 45 dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.
Selaras dengan hal di atas, Rakornas GMNI yang bertema "Membangun semangat Gotong Royong untuk menuju Sosialisme Indonesia" diadakan Presidium GMNI untuk memperkokoh jati diri dan identitas bangsa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang hari ini terjadi.
"Kita berharap Rakornas GMNI merupakan momentum akselerasi dan konsolidasi organisasi dalam menyelesaikan persoalan bangsa dengan memperkuat identitas organisasi dan bangsa Indonesia. Hal tersebut dibutuhkan karena arus globalisasi yang makin cepat sehingga kita kedepan sebagai organisasi gerakan mahasiswa harus dapat menyesuaikan perjuangan yang sesuai dengan harapan rakyat Indonesia," pungkasnya.
[ysa]