Berita

Munarman/RMOL

Politik

Munarman Cium Gelagat Aneh Instruksi Jokowi

SENIN, 07 NOVEMBER 2016 | 15:26 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Jurubicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman mencium ada keanehan luar biasa dari instruksi Presiden Jokowi agara gelar perkara Gubernur DKI nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dilakukan secara terbuka.

"Gelar terbuka satu keanehan luar biasa. Pernah nggak ada gelar perkara terbuka? Kan tidak," ujarnya dalam konferensi pers bertajuk 'Save Buni Yani' di Wisma Kodel, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (7/11).

Menurutnya, ada skema yang sengaja diterapkan para penguasa, membuat seolah-olah Ahok tidak bersalah dalam gelar perkara yang terbuka. Sehingga, kasusnya tidak perlu dilanjutkan lagi.


"Saya dapat info dari dalam. Katanya nanti pertanyaan yang diajukan ke ahli-ahli d saksi-saksi diarahkan agar jawabannya 'ya nggak apa ini kan ketidaksengajaan'," tutur panglima Aksi Damai 4 November itu.

Bukan hanya itu, Munarman juga mengaku mendapat informasi bahwa nantinya jumlah saksi dan ahli yang meringankan Ahok lebih banyak ketimbang yang memberatkan.

"Jadi nanti itu ada 80 persen meringankan, cuma 20 persen yang memberatkan. Itu makanya mereka berani gelar perkara secara terbuka," pungkasnya.  

Presiden Joko Widodo sendiri mengakui bahwa dirinya memerintahkan langsung agar gelar perkara kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Ahok, dilakukan terbuka.

Keterbukaan tersebut dilakukan dengan harapan agar publik betul-betul melihat langsung penyelesaian kasus tersebut. Harapannya, di kemudian hari tak menimbulkan kebimbangan dan kecurigaan di kalangan masyarakat.

"Saya minta kemarin untuk terbuka biar tidak ada syak wasangka," terang Jokowi usai meninjau perkembangan pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Pondok Kelapa Duren Sawit Jakarta Timur, Senin (7/11).[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya