Demonstrasi Aksi Bela Islam II yang berujung kerusuhan di Jakarta kemarin ditunggangi pihak yang anti Pancasila, anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memiliki kepentingan politik.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Kiai Muda Indonesia, Gus Wahyu NH Aly, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Sabtu (5/11).
"Demo kemarin itu, baik dari yang ikut meramaikan maupun yang orasi, terlihat di antara mereka ada yang anti Pancasila dan NKRI. Antara isu yang dibawa dengan memanggungkan anti NKRI melalui aksi demo kemarin, saya rasa tidak berimbang," tegasnya di Semarang.
Ia juga mengatakan, jika demonstrasi dilakukan untuk memamerkan jumlah massa umat Islam, itu dinilainya sebagai bentuk rendahnya kualitas mental umat. Umat Islam di Indonesia adalah 90 persen dari seluruh jumlah penduduk. Sehingga, niat untuk pamer itu sama halnya dengan mempermalukan diri sendiri.
"Non muslim dari beragam agama itu cuma 10 persen. Mereka terlalu kecil untuk dipamerkan jumlah umat Islam. Padahal nabi mengajarkan mengasihi yang kecil, bukan menakut-nakuti yang kecil. Sederhananya, kalau si kecil keliru ya pamerkan kebaikan dengan pemberian maaf dan hal-hal yang menyejukan," lanjutnya.
Dia mengatakan, yang membesarkan Islam di Indonesia adalah ulama-ulama panutan umat yang saat ini menjadi mayoritas di kalangan umat Islam yang lain.
"Jadi yang membuat umat Islam semakin besar di negara kita ini bukan orang-orang yang kemarin berdemo," tudingnya.
Cucu KH. Abdullah Suradj Aly ini pun berharap, tokoh agama Islam di Indonesia bisa menampilkan kesejukan agama Islam. Ia meminta, agar para tokoh muslim Indonesia jangan membawa budaya ekstremisme Timur Tengah ke Indonesia. Katanya, ekstremisme di Timur Tengah telah membuat puluhan ribu umat Islam murtad serta ratusan ribu umat Islam hidup dalam kesulitan dan ketidak-damaian.
Puluhan ribu umat Islam di sana hidup dalam ketakutan pada pemimpin Islam, ketakutan pada ulamanya sendiri, sampai mereka lari mencari suaka ke negara-negara Eropa dengan menggadaikan akidah. Jangan ulama di Indonesia mencontoh ulama yang begitu-gitu yang disana, tapi mustinya ajak ulama yang di sana untuk mengaji dengan ulama di Indonesia,†pungkasnya.
[ald]