Berita

Ilustrasi/The Guardian

Dunia

Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Gagal Jalankan Misi Di Sudan Selatan

RABU, 02 NOVEMBER 2016 | 18:02 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Misi pasukan penjaga perdamaian PBB di Sudan Selatan, Unmiss dinilai gagal melindungi ratusan warga sipil dari kematian atau pemerkosaan.

Unmiss dinilai tidak merespons secara efektif terhadap pertempuran tiga hari di Juba yang terjadi bulan Juli lalu. Padahal, pertempuran tersebut berkontribusi pada runtuhnya gencatan senjata yang rapuh antara presiden, Salva Kiir, dan mantan wakilnya Riek Machar.

Begitu bunyi laporan independen dari Mayor Jenderal Patrick Cammaert. Mantan penasehat militer bagi Sekjen PBB, Ban Ki-moon itu mengutip keseluruhan kurangnya kepemimpinan, kesiapan dan integrasi dalam Unmiss, menilai perintah dan kontrol pengaturan yang tidak memadai. Selain itu juga ada budaya menghindari risiko di kalangan pasukan penjaga perdamaian PBB.


Laporannya menyimpulkan bahwa kebuntuan antara Kiir dan Machar membawa kekerasan yang tak terkendali ke ibukota negara termuda di dunia itu. Selain itu para loyalisnya berpartisipasi meninggalkan jejak kehancuran dan penderitaan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, ada 73 orang tewas dalam kekerasan tersebut, termasuk 20 orang yang berada di bawah perlindungan PBB.

Dua penjaga perdamaian PBB juga tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

"Warga sipil menjadi sasaran dan menyaksikan pelanggaran HAM berat, termasuk pembunuhan, intimidasi, kekerasan seksual dan tindakan sebesar penyiksaan yang dilakukan oleh tentara pemerintah bersenjata," kata laporan tersebut.

"Beberapa permintaan dibuat untuk membangun reaksi cepat untuk merespons. Tetapi masing-masing kontingen misi PBB menolak permintaan tersebut," sambungnya.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa pasukan penjaga perdamaian Unmiss tidak beroperasi di bawah perintah bersatu. Hal itu kerap menimbulkan pertentangan perintah dari empat kontingen pasukan yang berasal dari China, Ethiopia, Nepal dan India. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya