Berita

Politik

Jelang 4 November, SBY Sindir Informasi Intelijen Yang Ngawur Dan Main Tuduh

RABU, 02 NOVEMBER 2016 | 11:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan keterangan pers yang cukup panjang lebar mengenai rencana aksi massa besar-besaran pada Jumat 4 November dan proses hukum terhadap calon gubernur DKI Jakarta (incumbent), Basuki Purnama alias Ahok, terkait dugaan penistaan agama.

Secara tegas, Presiden ke-6 Indonesia itu menyatakan kesepakatannya bahwa unjuk rasa 4 November mendatang tidak boleh berjalan dengan kekerasan.

Namun yang ia sayangkan, sejauh ini terjadi kesalahan informasi yang disampaikan pihak intelijen. Hal itu terkait dengan tuduhan soal siapa "dalang" di balik rencana demonstrasi besar itu.


SBY akui, situasi politik terkini memang menghangat bukan hanya di DKI Jakarta tetapi juga di seluruh tanah air menjelang 4 November. Di hari-hari terakhir banyak terjadi pertemuan politik, misalnya antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Kemarin pun ia bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Wiranto.

"Banyak lagi saya pantau pertemuan-pertemuan politik termasuk statement para tokoh politik. Saya memandang semuanya itu baik, niatnya baik, dan jangan kalau ada pertemuan politik yang dilakukan mereka yang di luar kekuasaan lantas dicurigai," tegas SBY dalam acara jumpa wartawan di rumahnya, Cikeas, Jawa Barat, Rabu (2/11).

Dia tegaskan lagi bahwa pihak intelijen harus akurat, tidak berkembang menjadi analisa intelijen yang "ngawur dan main tuduh".

"Saya kira bukan intelijen seperti itu yang harus hadir di negeri ini. Amanat reformasi kita adalah mereformasi tatanan dan budaya yang terjadi di era otoritarian menjadi cara yang tepat dengan iklim dan suasana demokrasi. Sekaligus saya ingatkan bahwa era sekarang era demokrasi, bukan era otoritarian," lanjutnya.

Dia mengatakan, selama 10 tahun pemerintahannya, pihak intelijen tidak pernah memberikan informasi yang tidak akurat.

"Intelijen dulu tidak mudah melaporkan ke saya sesuatu yang tak akurat. Tidak main tangkap apalagi main tembak. Dulu saya juga tidak mudah menuduh, mencurigai, ada orang besar mendanai aksi unjuk rasa, ada orang besar menggerakkan unjuk rasa," katanya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya