Berita

Moeldoko/net

Politik

Moeldoko Perkenalkan Politik Tanah Dan Air Untuk Kesejahteraan Petani

SABTU, 29 OKTOBER 2016 | 06:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko membuktikan dirinya tidak hanya piawai saat berada di lingkungan militer, tetapi juga berwawasan luas di banyak bidang lain, salah satunya adalah pertanian.

Setelah pensiun dari militer, dunia agraria memang menjadi salah satu fokus pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu. Baru-baru ini, Moeldoko berbagi pengetahuan tentang pertanian di Universitas Jenderal Soedirman. Moeldoko berbicara dengan alur yang mudah dicerna.

Peraih Bintang Adhimakayasa 1981 itu memulainya dengan mengutip lagu "Kolam Susu" milik Koes Plus. Salah satu penggalan liriknya adalah "tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Menurut dia, lirik itu mengandung pesan bahwa Indonesia memiliki tanah yang sangat subur sehingga layak ditanami berbagai tanaman.


Setelah itu, Moeldoko mulai membahas tentang politik tanah dan air. Baginya, politik itu berarti menghidupkan. Moeldoko juga menyinggung tentang politik tanah dan air era Majapahit pada abad 14 dan 15 Masehi.

"Politik saat itu sanggup menarik kedatangan para pedagang dari berbagai wilayah. Di antaranya Kamboja, Tiongkok dan Siam," kata Moeldoko.

Moeldoko juga membahas tentang politik tanah air di era peradaban baru. Itu adalah politik yang mengubah batu dan kayu jadi tanaman dan yang mengubah tanaman menjadi wahana pembangun peradaban. Dia juga membeberkan tentang politik jaminan kebutuhan dasar.

"Politik ini percaya bahwa tugas utama para pemimpin adalah memastikan sejumlah kebutuhan dasar untuk bertunas dan berkembang," ujar Moeldoko.

Melalui M Foundation, Moeldoko juga menunjukkan langkah nyata memperbaiki nasib petani Indonesia. Salah satunya dengan menciptakan solusi untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Di antaranya, dengan pengembangan varietas baru dan pesta petani muda (Pestani) 2010-2011. Program itu melibatkan lebih dari 2000 petani muda dengan usia maksimal 30 tahun. Selain itu ada peningkatan kualitas petani. Moeldoko juga menyinggung politik paling inovatif.

"Politik ini tahu bahwa jika sejumlah kepastian yang mendasar bisa diadakan, rakyat akan berkembang memekarkan aneka daya cipta melalui beragam inovasi," katanya.

Data Global Food Security Index 2016 menunjukkan Indonesia berada di posisi 71 dari 113 negara. Impor bahan pangan Indonesia pada 2016 di antaranya adalah beras, jagung, gandum dan kedelai. Karena itu, bagi Moeldoko, inovasi mutlak dilakukan. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya