Berita

Ilkustrasi/The Guardian

Dunia

Jam Kerja Berlebih, 20 Persen Pekerja Jepang Punya Resiko Kematian Tinggi

SELASA, 18 OKTOBER 2016 | 15:57 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sekitar 20 persen tenaga kerja di Jepang memiliki resiko kematian tinggi akibat jam kerja berlebih atau yang dalam bahasa lokal dikenal dengan istilah karoshi.

Begitu kata laporan terbaru pemerintah Jepang. Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa satu dari lima pekerja berada di resiko kematian karena terlalu banyak pekerjaan.

Jepang mencatat ada ratusan kematian terkait dengan kerja berlebih, mulai dari stroke, serangan jantung hingga bunuh diri setiap tahunnya. Hal itu juga sejalan dengan masalah kesehatan serius yang dilaporkan pekerja akibat tuntutan pekerjaan yang berat dan rutinitas kerja yang berjam-jam.


Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa meskipun ada upaya oleh beberapa perusahaan untuk membangun keseimbangan antara kerja dan kehidupan yang lebih baik, pekerja Jepang masih menghabiskan berjam-jam lebih lamanya di kantor daripada di negara-negara lain.

Sekitar 22,7 persen perusahaan yang disurvei pemerintah Jepang antara Desember 2015 dan Januari 2016 ditemukan bahwa beberapa karyawan bekerja lembur hingga lebih dari 80 jam lembur setiap bulan, ambang resmi di mana prospek kematian dari pekerjaan menjadi serius.

Laporan itu menambahkan bahwa sekitar 21,3 persen dari karyawan Jepang bekerja 49 jam atau lebih setiap minggu rata-rata, jauh di atas Amerika Serikat yakni 16,4 persen, Inggris 12,5 persen dan 10,4 persen di Perancis.

Klaim kompensasi untuk karoshi naik ke rekor tinggi 1.456 pada tahun ke akhir Maret tahun lalu, menurut data kementerian tenaga kerja, khususnya di industri, seperti perawatan kesehatan dan kesejahteraan, yang mengalami kekurangan tenaga kerja.

Resiko kesehatan yang berhubungan dengan jam kerja yang panjang yang disorot awal bulan ini setelah pengadilan memutuskan Matsuri Takahashi, seorang karyawan 24 tahun dari iklan raksasa Dentsu, telah didorong untuk bunuh diri karena stres yang disebabkan oleh jam kerja yang panjang.

Seminggu sebelum ia bunuh diri Desember lalu, Takahashi menyampaikan keputusasaan di media sosial.

"Saya ingin mati", katanya dalam satu posting. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya