Berita

ilustrasi/net

Politik

PILKADA JAKARTA

Anjuran Memilih Pemimpin Seiman Bukan Pelanggaran

KAMIS, 13 OKTOBER 2016 | 05:17 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Imbauan berpolitik secara santun dan tidak mengedepankan kebencian suku agama ras dan antargolongan (SARA) kembali digaungkan, kali ini datang dari Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI, Ahmad Syafii Mufid.

"Politik itu kalau santun, kenapa enggak? Kalau ada perintah agama untuk memilih pemimpin yang seiman, itu kan enggak masalah. Selama itu tidak merendahkan suku, agama, ras dan golongan lain," jelas Syafii, usai mengikuti diskusi soal pengamanan Pilkada DKI di Markas Polda Metro Jaya, Rabu (12/10).

"Misalnya, kita sebagai orang Islam enggak boleh memilih pemimpin yang non Islam, itu boleh saja. Sama halnya dengan memilih calon pemimpin putra daerah. Misalnya orang Betawi pingin memilih pemimpin yang asli Betawi, itu bukan SARA," ungkapnya, dikutip dari RMOL Jakarta.


Menurutnya, suku, agama, ras dan golongan adalah pemberian. Setiap manusia tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dari suku apa, agama apa, atau golongan mana. Hal itu bukan sebuah persoalan, melainkan keberagaman yang harus dihormati. Isu SARA akan menjadi bahaya bila digunakan untuk mengadu domba dan membuat perpecahan.

"SARA akan berbahaya apabila (digunakan untuk) menebar kebencian untuk merendahkan, membuat perpecahan. Kalau dipakai untuk hate speech atau penghinaan atau merendahkan suku, agama, ras dan golongan lain, itu yang enggak boleh," jelasnya.

Sama halnya dalam berpolitik. Alangkah baik, menurutnya, memilih pemimpin yang berkarakter. Pendukung boleh menentukan pilihan sesuai dengan hati nuraninya.

"Tapi pilihan politik itu kan karena programnya bagus, selain (sosok) yang akan memimpin dan melaksanakan program itu bagus orangnya, karakternya bagus," tambah dia. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya