Berita

Adjie Alfaraby/net

Politik

Dituduh Memecah Bangsa, LSI Anggap Tim Ahok-Djarot Tidak Mampu Membaca Hasil Survei

SABTU, 08 OKTOBER 2016 | 11:43 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menganggap tuduhan bahwa pihaknya tengah memecah belah bangsa lewat isu SARA sebagai tuduhan berat yang salah kaprah.

Tuduhan itu datang dari Anggota Bidang Kampanye dan Sosialisasi Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Guntur Romli, yang mengecam hasil riset LSI Denny JA karena memasukkan unsur Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) dalam surveinya.

"Ini tuduhan yang berat buat kami. Kalau orang melihat lembaga survei sebagai lembaga penggiring opini mungkin persepsinya akan begitu," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, ketika menjadi pembicara dalam diskusi "Perang Survei Pilkada", di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/10).


Dia meminta semua stakeholder memahami pentingnya kemampuan menilai hasil survei, agar yang bersangkutan bijak memberikan respons.

Dia juga mengatakan, dalam demokrasi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, mendiskusikan faktor sosiologis bagi calon pemilih jelang sebuah pemilihan umum adalah hal biasa dan bukan hal terlarang. Dalam Pemilu, selalu ada pemilih rasional, pemilih berdasar latar belakang agama, ada faktor psikologis.

"Misalnya dalam pertarungan antara Hillary Clinton dan Donald Trump. Di kalangan hispanik Trump kalah, di kalangan Muslim Trump kalah," terangnya memberi contoh.

Ia tegaskan yang dilakukan tim peneliti LSI adalah memotret pengaruh unsur SARA dalam Pilkada DKI Jakarta. Seharusnya, jika memang ada fakta negatif ditemukan dalam hasil riset, hal itu menjadi tantangan besar bagi tiap calon untuk mengatasinya dengan cara yang cerdas.

"Kami memotret pengaruh SARA dalam Pilkada DKI. Teman-teman tim sukses harus menganggap ini PR besar. Di tengah kita membangun sistem demokrasi yang rasional, di publik kita ada sentimen lain. Orang memilih kandat bukan hanya karena prestasi, tapi da faktor personality, primordial, dan sebagainya," jelasnya.

Ia juga mengingatkan lagi, bahwa dalam riset LSI terakhir ditemukan fakta bahwa kalangan pemilih muslim sendiri terpecah dalam memilih pasangan calon. Ada 27 persen ke Ahok-Djarot, 22 persen ke Anis-Sandiaga, dan 21 persen ke Agus-Sylvi. Di sisi lain ada 82 persen pemilih dari kalangan non muslim yang memilih Ahok-Djarot. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya